Suatu saat, ketika hari pertama aku datang di Singapore untuk survey tentang disabilitas, aku naik bus menuju Punggol. Hotelku berada tepat dengan bus-stop dan dari sinilah aku naik bus untuk sampai ke Stasiun MRT di Boon Keng, sektar 5 bus-stop dari hotelku di Baletiester. Awalnya, semua baik2 saja. Aku menyetop bus dengan lambaian tangan kiriku dan supir bus yang melihat lambaian tangan kiri
Bus berhenti dan calon penumpanhg bus itu, mengantri untuk masuk kedalam bus. Tetapi karena aku seorang disabilitas, aku berhak didahulukan, meskipun aku tidak mau didahulukan. Jadi, si supir busa menutup pintu bagi calon penumpang yanbg mau naik, dan si supir bus berjalan kearahku untuk membuka ramp yang harus erbuka untuk aku bisa naik kedalam bus lewat ramp tersebut.
Si supir menutup pintu khusus untuk ku dan da berjalan lagi ke tempat duduknya, membuka pintuuntuk calon penumpang bus yang lainnya. Setelah semua calon penumpang sudah naik bus, perlahan si supor menjalankan busya sampai ke bus-stop berikutnya, dan aku nyaman dan aman di dalam bus.
Di halte ke-4, sebelum aku turun ke Boon Keng Stasiun MRT. Tetapi, aku lupa memencet bel, sehingga ketika aku memencet bel sesaat (mungkin Cuma tinggal1 meter lagi bus sampai ke halte ke-5) sebelum bus berhenti, si supir melihat aku lewat kaca spion dan dia tahu aku harus turun.
Dia men-stop bus nya, dan dia berjalan kearahku dibelakangnya, sambil memasang wajah "serem" dan diapun mengomel! Astaga! Aku sampai dibuatnya terbngong2. Bukankah aku adalah wisatawan dan wisatawan ada;ah "raja" dan bukan kah aku tidak salah walau terlambat memencet bel?
Si supir terus mengomel tetapi dia tetap menolong ku untuk turun dari bus, dan dia benar2 membantiku dan tetap mengomel. Sampai aku turun dari bus, si supir pun turun dan berkata padku dengan Bahasa Inggris belepotan,
"Lain kali, memencet bal bukan mendadak seperti itu. Dari halte sebelumnya, sudah bersiap memencet bel!"
Aku mengangguk dan berkata, "Iam sorry", dan si supir naik lagi ke busnya dan membuka pintu bagi calon2 penumpang busnya .....
Setelah itu, aku WA sahabatku yang tingaal di Singapore dan mendapat balasan demikiaan,
"Ga usah masukin hati. Dia adalah pendatang", aku cuma tertawa saja.
Lha! Aku sudah kebal dengan omelan boss2ku atau mantanku dahulu, bahkan makian dari yang sangat ringan sampai bullyan yang beratpun, aku sudah merasakannya, koq! Apalagi Cuma omelan si supir bus, itu sih keciiiilll! Piece of cake! Hahahahaha ......