Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Berteriak "Jangan Dipaksa!", dan Akibatnya Fatal!

18 Februari 2022   16:57 Diperbarui: 18 Februari 2022   17:04 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil taxi online yang memaksa kursi roda ajaibku masuk bagasi, yang sudah dipenuhi oleh barang2 pribadi si driver ......

 

"Berteman" dengan taxi online karena aku adalah salah satu pelanggan taxi online sejak tahun 2017 sampai sekarang, setelah supir pribadiku meninggal, bukan hanya cerita yang seru, unik dan menyenangkan saja.

Banyak cerita2 yang mengharu biru suasana hatiku, tetapi justru juga yang menginspirasiku bahwa kehidupan manusia itu memang angat beragam. Cerita2 yang mengharu biru itu justru memberikan doronfan dalam hatiku untuk ikut terlibat dalam memberikan bantuan.

Bagaimana dengan driver axi online perempuan?

Itu ada cerutanya tersendiri, karena ada dilemma dalam hatiku. Bahwa, driver taxi online perempuan, sebenarnyat adalah yang jauh lebih tangguh dibandingkan rekannya driver laki2, tetapi imbasnya juga tidak main2, seperti yang aku juga suah tuliskan di beberapa artikel2ku.

Selain cerita2 yang sudah aku tuliskan di banyak artikel2ku tentang driver taxi online, ada juga beberapa masalah2 dari kecil sampai masalah besar, yang memberikan reaksi kemarahan karena masalahku semuanya adalah tentang DISKRIMINASI!

Diskriminasi yang aku tuliskan ini, tentang keterbatasanku sebagai salah satu kaum disabilitas dunia, karena serangn stroke dan berdampak tubuh kananku lumpuh. Walau aku tetap bisa berjalan dn tetap bekerj dan berkarya, aku lebih memilih memakai kursi roda elektrikku, yang kusebut "kursi roda ajaibku".

Itu untuk menghindari resiko jatuh karena bagi pasca stroke, jatuh adalah fatal. Dan, menghindari aku kurang mandiri, karena aku tidak bisa berjalan dan berdri lama, sehingga bagaimana aku bisa berbelanja? Membawa tas tanganku saja, aku sudah kesusahan, bagaimana membawaw barang2 belanjaan?

Selain itu, aku ingin mengatakan bahwa sebuah kursi roda itu bukan sekedar alat bantu bagi disabilitas atau lansia saja, tetapi bisa menjadi semuah "gaya hidup", supaya meminimalkan reaksi "tidak percaya diri", bagi pemakai kursi roda.

Karena, bahkan ibuku almarhum ketika beliau masih ada, aku belikan kursi roda supaya bisa ikut jalan2 ke mall, tetapi ibuk selal menolaknya, dengan alasan,

 "Ibu masih bisa jalan, ga perlu kursi roda, tho ...."

Tetapi, pada kenyataannya ketika berjalan2 mau makan di mall, beliau capek dan bolak balik duduk. Ya krena beliau merasa malu dan tidak percaya diri tentang keadaan tubuhnya yang memang sudah renta ......

Nah, ternyata juga keberadaan kursi roda ajaibku di kalangan driver taxi online, masih sebuah fenomena dan dilema. Fenomena nya adalah ketika aku bisa kemana sendirian, dengan memanggil taxi online tanpa ada yang menemani, banyak dari mereka takjub dan salut kepadaku. Itu yang mereka katakana jika aku bertanya.

Dilema nya adalah bahwa aku yakin pertamakali driver taxi online melihatku memakai kursi roda, mereka akan bingung, tentang bagaimana mereka bisa membantu aku. Ada yang benar2 bingung setelah dia turun dari mobil dan memandangku bertanya, bagaimana caranya aku dengan kursi rodaku?

Ada juga yang bingung, begaimana ara melipatnya, atau bahkan bagaimana mereka mau "kabur" dan tidak mau membawaku, mengantarku ke tempat tujuan! Itu yang aku alami 3x dengan 3 orang driver taxi online, yang berbeda ......

Kali ini, aku akan bercerita bagaimana driver taxi online mau membantuku, tetapi justru memberikan dampak kerugianku secara materi!

***

"JANGAN DIPAKSA!!!" 

Cerita antara aku dan Grab, memang sebagian besar berakhir mendapatkan teman dan sahabat. 5 tahun lebih, aku pemakai Grab, setiap saat kemanapun. Dan, hanya sebagian kecil, tentang komplenanku saja.

3x komplen karena diskriminasi tentang aku disabilitas dan pemakai kursi roda, cerita ini. Tentang bagaimana si driver memaksa kursi roda jaibku, masuk ke bagasi, yang berakibat fatal!

Saat itu setelah meeting dan kana siang dengan beberapa teman di Kota Kasablanka Mall, mall terdekat denga rumahku di Tebet. Setelah harus pulang aku memanggil taxi online, seperti biasa.

Begitu aku dapat dan taxi online itu tepat berada di derpanku si driver turun untuk membuka bagasi karena memang kursi roda ajaibku harus berada di bagasi. Tetapi, begitu bagasi terbukan, astaga! Bagasi mobilnya penuh dengan barang pribadi driver. Sekilas, aku melihat tas ranselnya yang besar, gallon aqua serta beberapa doos sepatu. Setidaknya, jumlahnya melewati bagasi.

Kutanya ke driver,

"Wah, penuh. Bisa ga, pak? Barang2 bapak dipindahin untuk tempat kuesi rodaku" 

Dijawab, "Bisa, bu"

Lalu, dia pindahan sebagian, ke sebelah kanan. Doos besar, ke bagian kiri, dan jok nya ditutup. Kulihat, sepertinya ga bisa lagi. Tapi si driver ngotot, bisa. Jadilah, kursi rodaku diangkat, dan dicoba masuk bagasi. Tetapi, benar saja, ga muat. Kurang sekitar 6 atau 7 cm. Sangat terlihat dimensi kursi roda ajaibku dengan area kosong di bagasinya.

Tetapi, dia ngotot, bisa! Dan dia dorong kursi rodaku masuk, dengan paksa! Aku sudah teriak, "Jangan dipaksa, pak!" Dan dia tetap mendorong masuk!

Aku sudah mulai marah, karena tempat minumku di kursi roda terlihat melenceng! Berarti sesuatu sudah terjadi. Pemaksaan si river memasukkan kursi roda ajaibku, membuat bagian belakang nya sudah terlihat berbeda (miring dan bengkok)!

"Wah, patah, nih!", pikirku.

"Pak! Jangan dipaksa!", teriakku bolak balik.

"Bisa, bu", katanya.

Aku tidak mau si driver memaksa kursi roda ajaibku masuk lagi, jelas2 ga bisa karena area yang kecil, yang sebagian besar dipenuhi dengan barang2 pribadinya! Aku teriak2 untuk si driver berhenti memaksa! SAmpai beberapa orang securitu datang .....

Si driver masih memaksa kursi roda ajaibku masuk! Bahkan, jok depannya dia dorong, sampai dokumen2ku yang sudah berada di jok belakang, terlipat2!

Catatan :

Jika aku ke Kota Kasablank Mall, semua security dan manajemenya, sudah kenal aku. Sehingga, aku datang dan pulang, security sudah membantu memasukkan baangku ke mobil atau sebaliknya mengeluarkannya dari mobil, sebelum aku memita nya.

Dia tetap maksa dan aku teriak2! Tahu donk, gimana aku marah? Klo aku masih jadi preman, kumaki2 dia! Ini cuma teriak2, "JANGAN DIPAKSA!!!" , berkali2 ......

Untukku, kursi roda adalah NYAWAKU. Aku bela2 in beli kursi roda ku semua (aku punya 3 kursi roda ajaib), banyak nabung karena mahal. Puluhan juta! Itu NYAWAKU!!!

Aku tidak rela, klo seseorang memperlakukannya seperti sampah! Memaksa, seakan itu hanya barang biasa saja! Jika kursi roda ajaibku tidak ada, aku hanya bisa dirumah saja, karena keterbatasanku! Sehingga, "mereka" adalah SAHABATKU dan NYAWAKU!

Ketika kursi roda sudah turun karena memang tidak bisa masuk ke bagasi, kulihat tempat minunku hampir patah dan tidak bisa dipakai lagi. Trus, remote control kursi roda ajaibku, yang merrupakan "otak" nya terlihat miring, walau masih bisa dipakai.

 "Alamat aku harus service. Dan, entah bagaimana nantinya, apaah rusak atau bagaimana, dan pasti mahal!", pikirku.

Si driver masih berusaha untuk mrncoba lagi! Dia masih mau mencobanya, dengan ingin mengangkatnya lagi! Kubilang dengan marah, "Jangan paksa lagi, paaaaakkkkk!!!!!!"

Terang2an ukurannya aja lebih kecil dsn kursi rodaku lebih besar, gimana bisa masuk? Yang oon aku atau dia???

Akhirnya, dia menyerah dengan wajahnya yang cemberut. Aku marah semarah2nya dan wajahku pasti memerah, tanda aku marah! Dan, si driver langsung pergi setelah dia masuk mobil, tanpa meminta maaf kepadaku, meninggalkan kemarahanku yang semakin "naik!"

Segera aku ingat memotret bagian belakang mobil itu, dan segera aku melapor lasung ke Grab manajemen. Dijawab oleh pak Erik dan aku bebas komplen tanpa harus banyak menulis. Pak Erik benar2 membantu dengan ramah dan berjanji untuk mengirimkan bukti2nya tentang punishment nya .....

Aku menelponnya, sebelum aku mencari taxi online baru. Dijawab segera oleh manajemen dan ditanggapi dengan sangat baik, dengan janji akan mengirimkan bukti2 tentang sanksi yang akan diberikan kepada si driver tersebut.

***

Aku tidak akan minta ganti. Aku tidak akan membuat dia rugi, walaupun aku yang rugi. Aku harus service dan mengganti bbrp komponen. Biaya nya pun, aku belum tahu. Karena, aku tahu Grab sendiri tidak salah, yang salah adalah mitra atau drivernya. Dan, drivernya pun tidak akan bisa ganti rugi, karena pasti hitungannhya, jutaan .....

Tapi, yang jelas dia harus tahu. Jangan pernah memperlakukan konsumen, dan barang2nya seperti itu. Dia tahu kursi rodaku padti mahal. Seharusnya, dia hati2 bukan memperlakukan NYAWAKU seperi sampah! Karena, jika ga ada kursi rodaku itu, aku tidak bisa apa2 .......

Saling menghormati, lah! Bukan memaksa, seperti dia butuh banget tetapi membuat aku rugi .....

Kita lihat saja, hasilnya. Terima kasih, Grab! Dan, ceritanya belum selesai ......

Bersambung .....

By Christie Damayanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun