Akhirnya, dia menyerah dengan wajahnya yang cemberut. Aku marah semarah2nya dan wajahku pasti memerah, tanda aku marah! Dan, si driver langsung pergi setelah dia masuk mobil, tanpa meminta maaf kepadaku, meninggalkan kemarahanku yang semakin "naik!"
Segera aku ingat memotret bagian belakang mobil itu, dan segera aku melapor lasung ke Grab manajemen. Dijawab oleh pak Erik dan aku bebas komplen tanpa harus banyak menulis. Pak Erik benar2 membantu dengan ramah dan berjanji untuk mengirimkan bukti2nya tentang punishment nya .....
Aku menelponnya, sebelum aku mencari taxi online baru. Dijawab segera oleh manajemen dan ditanggapi dengan sangat baik, dengan janji akan mengirimkan bukti2 tentang sanksi yang akan diberikan kepada si driver tersebut.
***
Aku tidak akan minta ganti. Aku tidak akan membuat dia rugi, walaupun aku yang rugi. Aku harus service dan mengganti bbrp komponen. Biaya nya pun, aku belum tahu. Karena, aku tahu Grab sendiri tidak salah, yang salah adalah mitra atau drivernya. Dan, drivernya pun tidak akan bisa ganti rugi, karena pasti hitungannhya, jutaan .....
Tapi, yang jelas dia harus tahu. Jangan pernah memperlakukan konsumen, dan barang2nya seperti itu. Dia tahu kursi rodaku padti mahal. Seharusnya, dia hati2 bukan memperlakukan NYAWAKU seperi sampah! Karena, jika ga ada kursi rodaku itu, aku tidak bisa apa2 .......
Saling menghormati, lah! Bukan memaksa, seperti dia butuh banget tetapi membuat aku rugi .....
Kita lihat saja, hasilnya. Terima kasih, Grab! Dan, ceritanya belum selesai ......
Bersambung .....
By Christie Damayanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H