Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kursi Roda Kenangan untuk Keponakan Driver Taxi Online yang Mengantarku Pulang

16 Februari 2022   14:09 Diperbarui: 16 Februari 2022   14:16 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Kursi roda kenangan kepunyaanku, yang kuberikan untuk pak Aruan seorang driver taxi online, untuk keponakannya yang ada di Siantar, yang berjalan ngesot .....

Berbagi dengan apa yang ada,

Bukan dengan apa yang tidak ada 

Ini adalah kata2 dari orangtuaku almarhum. Bahwa, ketika kita mau berbagi, bukan tunggu kita kaya dan banyak uang. Bukan juga menunggu kita kuat untuk membantu seseorang. Berbagi juga bukan hanya memberikan materi, atau tenaga atau pemirikan. Bukan itu!

Konsep berbagi menurutku adalah, ketika kita membantu seseorang/sekelompok orang, dengan APAPUN yang kita punya, bukan dengan yang kita TIDAK PUNYA .....

Kata2 itupun mresap dan selalu teriang di telingaku, waktu kadangkala aku agak takut atau ngerri atau bingung, mau memberi barang bekas, tetapi saat itu mereka membutuhkannya. Karena, ternyata, barang bekas pun memberikan kebahagiaan yang luar biasa bagi seseorang.

Seperti, ketika aku rutin memberikan barang bekas dari gudangku untuk para pemulung yang selalu lewat di depan rumahku. Mereka berteriak2 kegirangan dengan barang2 bekas yang aku berikan kepada mereka, padahal itu memang barang2 yang tidak aku pakai lagi, wlauoun barang2 itu masih mulus dan benar2 bisa terpakai.

***

Di akhir tahun sesaat sebelum pandemic melanda tahun 2019 lalu,

Aku memanggil taxi online untuk mengantarku ke Kota Kasablanka Mall, untuk mencari dan berbelanja untuk kado Natal anak2ku dan ibuku, almarhum. Begitu selesai berbelanja, akupun memanggil taxi online lagi, untuk mengantarku pulang .....

Seorang bapak, namanya pak Aruan, membantuku untuk mengantarku pulang. Beliau memasukkan kursi roda ajaibku masuk ke mobilnya, dan menurunkannya kembali, sewaktu kami sudah sampai di rumahku di bilangan Tebet.

Selama perjalanan dari Kota Kasablanka Mall di Jalan Kasablanka ke rumahku, ak Aruan bayak bertanya tentag kursi roda ajaibku. Bagaimana performancenya, berapa harganya, dan lain sebgainya.

"Bapak butuh kursi roda, untuk siapa?", aku mulai bertanya.

"Untuk keponakan 12 tahun di Siantar. Anak kakak saya, baru saja meninggal dan ponakan saya kakinya mengecil. Dia jalannya ngesot ...", jawab beliau.

"Kami niatnya patungan untuk kasih kursi roda, sebagai hadiah Natal, buat ponakan saya, bu...", jawabnya lagi.

Keluarga kakak dan adik pak Aruan, sebanyak 13 orang, dan sebagian besar, tinggal di Siantar, Sumatera Utara, dan sumuanya pun hidup susah. Pak Aruan yang tinggal di Jakarta, nge-taxol dan menjadi tumpuan mereka!

Kami banyak ngobrol banyak, terutama tentang ponakannya yang membutuhkan kursi roda, dan tentang kursi rodanya sendiri. Kubilang bahwa ada kursi roda standard yang tidak terlalu mahal untuk mungkin bisa dibeli.

Pak Aruan menjawab, bahwa beliau sudah tanya2 harga kursi roda standard seperti itu yang bekas di Pasar Rumput, katanya berharga sekitar 700.000. Harga segitupun, masih sangat berat bagi keluarga mereka.

Tiba2 aku ingat.

Aku punya kursi roda biasa, yang manual, yang sudah tidak kupakai lagi, setelah aku mempunyai kuri roda ajaibku. Kursi roda manualku itu, masih teronggok di gudang rumahku. Masih sangat bagus karena aku memakai dengan "apik". Lecet pun, tidak! Tetapi, hanya sediiit berdebu saja .....

Itu punyaku dulu, dan sempat dipake ibu almarhum, jika jalan2 ke mall, di dorong anak2 ku. Benar2 kursi roda kenangan, sebenarnya .....

Lalu, aku bertanya pada pak Aruan,

"Pak, klo aku kasih kursi roda punya ku dulu, untuk keponakan bapak, mau ga?"

Beliau terlihat bengong, dan diam sesaat. Dan, dia menghentikan mobil nya di pinggir jauh sebelum sampai rumahku, sambil menoleh ke belakang.

"Buuuuuu, sungguh kah?", beliau tergagap menanyakan padaku.

"Beneran, pak. Kursi roda itu masih bagus lho. Dan tidak ada yang pake. Untuk ponakan bapak aja, ya", jawabku, segera dan berbinar melihat mata pak Aruan berkaca2 ......

Akhirnya,

Ketika kami sampai di rumahku, pak Aruan pun membantu kenurunkan kursi roda ajaibku, serta membukakan pintu gerbang rumahku, segera aku masuk rumah dan memina pak Aruan untuk mengambil kursi rodaku di gudang, karena aku tidak bisa sendirian ke gudang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pak Aruan, memasukan kursi roda kengan ku, ke bagasi mobilnya .....

Beliau mengambil kursi rodaku, membawanya keluar, dan sambil matanya berkaca2 beliau mengelap keringatnya, dan memperhatikan kursi roda yang mau kuberikan padanya. Beliau berjanji, segera sesampainya di rumah rumah beliau dan istrinya, akan membersihkan dan langsung mengirim kursi roda itu ke Siamtar untuk ponakannya .....

***

Hadiah Natal untuk ponakannya,

Hadiah Natal untukku juga, 

Sebuah inspirasi luar biasa dari pak Aruan,

Berbagi dengan apa yang ada,

Bukan dari apa yang tidak ada .....

 

Selamat menjelang Natal, sayang ...

Selamat menjelang Natal, pak Aruan 

Doaku untuk bapak dan kelarga di Siantar,

Tuhan YESUS memberkati 

 

Pak Aruan berjanji untuk meng-up date jika kursi roda dari aku, sudah sampai ke Siantar untuk keponakannya .....

Bersambung ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun