Itu punyaku dulu, dan sempat dipake ibu almarhum, jika jalan2 ke mall, di dorong anak2 ku. Benar2 kursi roda kenangan, sebenarnya .....
Lalu, aku bertanya pada pak Aruan,
"Pak, klo aku kasih kursi roda punya ku dulu, untuk keponakan bapak, mau ga?"
Beliau terlihat bengong, dan diam sesaat. Dan, dia menghentikan mobil nya di pinggir jauh sebelum sampai rumahku, sambil menoleh ke belakang.
"Buuuuuu, sungguh kah?", beliau tergagap menanyakan padaku.
"Beneran, pak. Kursi roda itu masih bagus lho. Dan tidak ada yang pake. Untuk ponakan bapak aja, ya", jawabku, segera dan berbinar melihat mata pak Aruan berkaca2 ......
Akhirnya,
Ketika kami sampai di rumahku, pak Aruan pun membantu kenurunkan kursi roda ajaibku, serta membukakan pintu gerbang rumahku, segera aku masuk rumah dan memina pak Aruan untuk mengambil kursi rodaku di gudang, karena aku tidak bisa sendirian ke gudang.
Pak Aruan, memasukan kursi roda kengan ku, ke bagasi mobilnya .....
Beliau mengambil kursi rodaku, membawanya keluar, dan sambil matanya berkaca2 beliau mengelap keringatnya, dan memperhatikan kursi roda yang mau kuberikan padanya. Beliau berjanji, segera sesampainya di rumah rumah beliau dan istrinya, akan membersihkan dan langsung mengirim kursi roda itu ke Siamtar untuk ponakannya .....