Aku memanggil taxi online untuk mengantarku ke Kota Kasablanka Mall, untuk mencari dan berbelanja untuk kado Natal anak2ku dan ibuku, almarhum. Begitu selesai berbelanja, akupun memanggil taxi online lagi, untuk mengantarku pulang .....
Seorang bapak, namanya pak Aruan, membantuku untuk mengantarku pulang. Beliau memasukkan kursi roda ajaibku masuk ke mobilnya, dan menurunkannya kembali, sewaktu kami sudah sampai di rumahku di bilangan Tebet.
Selama perjalanan dari Kota Kasablanka Mall di Jalan Kasablanka ke rumahku, ak Aruan bayak bertanya tentag kursi roda ajaibku. Bagaimana performancenya, berapa harganya, dan lain sebgainya.
"Bapak butuh kursi roda, untuk siapa?", aku mulai bertanya.
"Untuk keponakan 12 tahun di Siantar. Anak kakak saya, baru saja meninggal dan ponakan saya kakinya mengecil. Dia jalannya ngesot ...", jawab beliau.
"Kami niatnya patungan untuk kasih kursi roda, sebagai hadiah Natal, buat ponakan saya, bu...", jawabnya lagi.
Keluarga kakak dan adik pak Aruan, sebanyak 13 orang, dan sebagian besar, tinggal di Siantar, Sumatera Utara, dan sumuanya pun hidup susah. Pak Aruan yang tinggal di Jakarta, nge-taxol dan menjadi tumpuan mereka!
Kami banyak ngobrol banyak, terutama tentang ponakannya yang membutuhkan kursi roda, dan tentang kursi rodanya sendiri. Kubilang bahwa ada kursi roda standard yang tidak terlalu mahal untuk mungkin bisa dibeli.
Pak Aruan menjawab, bahwa beliau sudah tanya2 harga kursi roda standard seperti itu yang bekas di Pasar Rumput, katanya berharga sekitar 700.000. Harga segitupun, masih sangat berat bagi keluarga mereka.
Tiba2 aku ingat.
Aku punya kursi roda biasa, yang manual, yang sudah tidak kupakai lagi, setelah aku mempunyai kuri roda ajaibku. Kursi roda manualku itu, masih teronggok di gudang rumahku. Masih sangat bagus karena aku memakai dengan "apik". Lecet pun, tidak! Tetapi, hanya sediiit berdebu saja .....