Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[Refleksiku] Evakuasi Pasca Stroke dan Virus Corona

2 Februari 2022   09:57 Diperbarui: 2 Februari 2022   09:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi dan www.publicdomainpictures.net

By Christie Damayanti

Saat awal pandemic, awal tahun 2020,

Virus Corona memang bikin dunia panik! Warga negara asing di China sudah panik untuk segera keluar, takut terserang virus ini. Semua panik, dunia panik. Evakuasi terjadi disana, untuk mereka pulang ke negara masing2. Sampai sekarang, entah sampai kapan .....

Aku ingat, waktu aku di evakuasi ketika setelah 2 minggu aku dirawat disebuah rumah sakit di San Francisco, karena serangan stroke, yang membuat tubuh kananku lumpuh, tahun 2010

Proses evakuasi itu tidak sebentar. Namanya juga aku terserang stroke berat, "heavy stroke" di Amerika. Ketakutan2 terus melanda keluargaku. Dan, bagaimana biayanya? Sakit di Amerika? Berapa lama di rumah sakit?? Hah !!!

Aku sih ga takut, soalnya otakku sedang error, hihihi ... 

Otakku masih sangat lemah, tidak bisa terbang tinggi apalagi dalam waktu lama. San Francisco - Jakarta memakan waktu lebih dari 24 jam, dengan transit di sebuah Negara, tergantung menggunakan maskapai penerbangan Negara mana!

Rumah sakit itu bertanggung jawab untuk mengantarku ke Jakarta, melalui seorang bruder (suster lelaki) dari Alaska, dimana disana ada sebuah lembaga yang memang menyediakan bruder2 untuk antar jemput pasien2 dari/ke seluruh dunia. Tentunya, dengan biaya yang tidak sedikit!

Waaaa, biayanya dari mana? 

Sedangkan, dana sakitku belum tentu terbayar. Bayangkan, terserang stroke berat, 2 minggu di rawat, 4 hari di ICU, lebih dari 1M! Trus, bagaimana untuk bruder itu? Bagaimana evakuasinya, dengan pesawat yang bisa aku terus berbaring???

Tetapi, proses evakuasi tetap berjalan. Asuransi perjalananku, AIG, ternyata mampu membiayaiku untuk perawatan di rs, bruder antarku ke Jakarta, termasuk biaya ambulance serta obat2annya, serta biaya2 yang tak terduga. Claim kami sekitar 1,5M tanpa kami harus keluar uang dahulu ....

Puji Tuhan 

Evakuasiku ke Jakarta, berjalan dalam diam. Tidak ada gembar gembor. RS itu profesional dengan tanggung jawabnya. Bahkan, kami tidak menyangka, ada bruder yang mengantarku. Dari Alaska, lagi! Kami berpikir, hanya adikku saja yang menemaniku kembali ke Jakarta .....

Hari "H" tiba, setelah bruder Frank datang dan mulai melayaniku sambil terus tersenyum. Beliau membangun chemistry, antar aku si pasien dengan beliau si perawat yang akan menjagaku.

Pagi itu, akhir Januari 2010 aku dimandikan dan siap di bawa dengan brangkar rumah sakit, di dorong banyak dokter2 dan suster2 yang selama itu merawatku. Peluk cium dari dokter dan perawat2 yang menjaga dan merawatku selama 2 minggu itu, kuterima dengan berbagai doa untuk kesembuhanku.

Dan, aku naik China Airline First Class, supaya aku bisa berbaring. Biaya dari AIG. Bruder Frank siap menjagaku tanpa dia tidur 24 jam! Aku ingat, saat itu pun aku susah tidur dengan kepalaku yang masih lemah.

Denyutan otakku selalu terasa, apalagi aku terbang puluhan meter diatas permukaan bumi. Tekanan udara di pesawat, untuk orang sehat, mungkin tidak begitu terasa, tetapi tidak untukku!

Ketika setiap aku membuka mataku, aku selalu melihat Bruder Frank sedang mencatat di laptopnya, mengamati keadaanku, menyiapkan obat2anku yang saat itu banyak sekali, dan sering menelpon dengan fasilitas dari pesawat, kepada dokter2ku di San Francisco.

Bruder Frank begitu teaten merawatku, sampai setiap aku membuka mataku, brliau tersenyum samil menenankan aku, sampai aku menutup mataku lagi untuk beristirahat .....

Makanku dia suapi, obatku dia pantau. Tiap periodik sekali di pesawat, aku digendong keliling cabin dengan tubuhnya yang besar dan kokoh, supaya tubuhku tidak kaku .....

Transit di Taiwan, terjadi pendarahan besar, darah hitam kental mengalir lewat kateterku dan terlihat mengerikan dari luar, karena kantong kateterku cepat penuh! Darah segar! Hah!!!! Sampai berapa banyak, darah segar it uterus keluar???

Masuk rumah sakit terdekat dari airport. Nginap semalam. Ternyata, karena pasca stroke baru 2 minggu sebenarnya aku belum bisa terbang! Masih lemah sekali, otakku yang terendam darah 20% itu! Tetapi, aku memang harus pulang dengan banyak pertimbangan tentang waktu, rumah sakit, biaya dan kesehatan mentalku.

Besoknya, aku bisa terbang ke Jakarta dan langsung masuk ke RS PGI Cikini. Bruder Frank langsung pergi lagi, karena ada pasien lagi untuk diantar, entah dari mana, tanpa bisa tingal sejrak untuk sekedar beristirahat ......

***
Proses evakuasi memang tidak nudah dan tidak sebentar,

Proses evakuasi butuh ketenangan dan butuh kesabaran,

Proses evakuasi juga butuh doa, karena yang terbaik menurutnya, yang akan DIA lakukan,
Karena doa akan menyelesaikan segalanya, yang terbaik .....

Jiaaahhhh ..... 

GR amat yak, proses evakuasi ku dulu dari San Francisco disamakan dengan evakuasi tentang virus Corona yang menyebar ke seluruh dunia 

Tapi,

Setidaknya, dengan proses evakuasiku dulu sebagai gambaran tentang proses evakuasi virus Corona. Ada banyak proses, dan ada banyak persiapan. Termasuk kesiapan kita sebagai penderita, untuk sadar bahwa ada resiko terjelek yang harus kita dihadapi .....

Doa harus terus, dan jalani proses itu dengan tenang .....

Semoga, proses evakuasi tentang virus Corona, dari awal sampai nanti, siapapun dan dari atau kemanapun, selalu lancar dalam Tangan NYA 

Dan, virus Corona dengan berbagai bentuk variannya, segera beres, seiring dengan waktu, sehingga pandemic saat ini akan menjadi sebuah endemic, dan kita harus hidup berdama dengan virus2 itu, dengan imun kita yang semakin tinggi ......

Begitu juga dengan aku, yang tahun 2022 ini aku sudah menjalankan hiduku sebagai seorang pasca sroke, dan secara medis aku tidak mungkin disembuhkan 100%, walau secara "Tuhan berkenan", semua tidak ada yang tidak mungkin!

Sehingga, aku harus berdamai dengan keadaanku, dengan cacat otak kiriku, dan aku harus berteman dengan cacatku, untuk aku bisa terus survive!

Jika aku menyerah dan merasa capek dengan semuanya ini, karena aku adalah seorang pasca stroke dengan lumpuh tubuh kanan, imunku akan terus turus dan aku akan semakin terpuruk!

Tetapi, jika aku tegar dan teguh serta focus berkomitmen untuk menuju kepulihanku, dengan mengajak Tuhan terus berada di sisiku, aku sangat yakin dan percaya bahwa aku akan bisa survive, sebelum Tuhan memanggiluk pulang ......

Sama dengan adanya virus Corona dengan berbagai variannya .....

Sanggup kah kita bertahan?

Sanggup kah kita survive sampai akhirnya kita "bersahabat" dengan virus tersebut sampai Tuhan memanggil kita pulang?

Semuanya tergantung dari pribadi masing2?

Aku?

Aku akan focus dan berkomitmen, untuk terus tegap dan teguh, dalam menjalankan keberadaanku sebagai pasca stroke dengan tubuh lumpuh kanan, dan aku tetap focus dan berkomitmen untuk terus menjaga prokes -- protocol kesehatan -- yang dianjurkan dunia, agar aku bisa survive sampai pada saatnya, Tuhan memanggilku pulang .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun