Dia tertawa sambil meletakkan telunjuknya untuk tidak berisik sambil tersenyum. Dia berkata2 belepotan dengan bahasa Inggris, dan aku sangat takjub melihatnya!
Dia belajar bahasa Inggris untuk bisa berkomunikasi denganku lebih baik .....
Hahahaha ..... dia tidak mengaku, ketika aku bertanya, "Mengapa belajar bahasa Inggris?"
Dia Cuma menjawab, "Supaya bisa berkomunikasi dengan baik untuk orang asing".
Bukan untukku, padahal di Funabashi Hoten aku yakin, tidak ada orang asing kecuali aku, hahahah ......
Terserahlah, tetapi aku senang ada seseorang warga Jepang yang mau berteman denganku, turis asing dengan kursi roda ajaib dan narsisnya tidak terhingga, hahahaha ......
Dan, ternyata beberapa kali Michelle info aku bahwa Suzuki berkali2 bertanya kepada Michelle, aku kapan ke Funabashi Hoten lagi? Karena dia tahu, bahwa Michelle adalah anakku yang tinggal 4 menit berjalan kaki dari Stasiun Funabashi Hoten.
Hahahaha ......
Saat2 terakhir sebelum aku pulang ke Indonesia dan aku sempat bertemu dengannya dadn dia melayaniku di stasiun, aku minta nomor telpnya untk bisa saling bertegur sapa jika aku di Jakarta.
Ternyata dia tidak mau memberi tahu, karena dilarang keras dalam peraturan. Ya sudah, aku tahu betapa disiplinnya Jepang dalam menataati aturan2nya.