Selain melanggar komitmen bahwa volunteer tidak akan menjual seragam mereka, ada kekhawatiran bahwa menjual peralatan kepada individu yang tidak diperiksa dapat menimbulkan risiko keamanan, bahkan jika itu tidak termasuk akses yang aman.
Beberapa pejabat panitia penyelenggara mengatakan mereka telah menemukan beberapa seragam serta asesoris seperti topi ini dijual di aplikasi pasar loak dan situs lelang.
Pada awal Juni, sekitar 10.000 volunteer telah ditarik dari Olimpiade. Para pejabat mengatakan dalam kasus itu, mereka harus mengembalikan seragam dan barang2 lainnya. Mereka mengatakan penjualan dan pemindahan barang yang diberikan dilarang oleh aturan panitia.
Bahkan, mereka juga menjual kartu identitas staf, yang digunakan! Mereka mengatakan, bahwa toh sudah tidak terpakai lagi dan untuk seragam volunteer kota, karena kegiatan ini dibatalkan, karena tidak ada turis yang akan datang ke Jepang ......
***
Memang, tidak salah jika barang2 atau baju2 kita lalu kita jual jika kita tidak memerlukannya lagi, tetapi alangkah tidak etisnya, jika barang2 yang merupakan sebuah kenangan dan memorabilia dari suatu kegiatan, apalagi ini Olimpiade, kelas dunia, lalu dijual sesaat bahkan olimpiade belum selesai, dngan harga yang sangat mahal, bahkan di lelang!
Jika olimpiade belum selesai, pasti akan menimbulkan dampak keamanan, karena segaram itu bisa dipakai oleh orang2 yang bermaksud jahat, misalnya mereka bisa masuk ke area2 penting .....
Jika mau dijual pun, menurutku adalah nanti2 dulu. Atau sengaja dijual untuk charity, misalnya. Bagi orang yang ingin membeli, uangnya atau hasilkan diberikan kepada kegiatan social ....
Atau, seragam2 ini bisa untuk bercerita bahwa jaman Olimiade Tokyo 2020 ini, mereka pernah menjadi seorang volunteer. Dan, itu sangat bisa dijadikan sebuah kesaksian ......
Berapa kali lagi, kita pernah menjadi seorang volunteer di Olimpiade yang jeda waktunya 4 tahun sekali, dan pada Negara tuan rumah yang sama?