Misalnya, jika kita makan pisang, tanpa mereka mencari tempat sampah, mereka memasukan kulit pisang mereka di kantong plastic dari tas mereka, dan akan membuangnya, jia mereka sampai di tempat tujuan mereka.
Ketika istri adikku yang tinggal di Dallas Amerika Serikat, membawa anjingnya jalan2 seputar rumah mereka, dan anjing itu pup, istri adikku memakai sarung tangan plastic khusus, mengambil pup anjing itu dan memasukkan ke plastic sampah dan menentengnya, sampai ada tempat sampah!
Padahal, mereka berjalan2 di ruang luar, dimana jika kita di Jakaarta, justru anjing2 kita yang berjalan2 di taman ruang public, dibiarkan untuk membuang hajatnya disana, sehingga pada beberapa titik tertentu, baunya akan menyengat, dibiarkan ampaikering .....
Di jepang apa lagi,
Selama bertahun2 belakang ini aku 3x setahun ke Jepang untuk menjenguk anakku yang bekerja dan kuliah disana, aku belum pernah atau jarang sekali melihat tempat sampah di pedestrian, dan semua perkotaan jepang, baik di perkotaan besar ataupun pedesaan disana, sangat bersih!
Aku sering melihat sendiri, mereka mengeluarkan kantong plastknya, ketika mereka menghasilkan sampah.
Dan akhirnya, aku pun ikut2an untuk selalu membawa kantong plastic untuk ku sendiri, jika ak menghasilkan sampah, dan membuahnya jika aku melihat tempat sampah ,,,,,,
Karena warga Indonesia masih jauh untuk misa melakukan hal tersebut diatas, perkotaan harus menyediakan banyak tempat sampah2 di setiap pojok kota! Disediakan saja, mereka tetap membuang sampah sembarangan, apalsgi tidak disediakan???
Itu adalah kenyataan! Sehingga, dalam era saat ini dimana pemerintah pusat dan pemprov DKI Jakarta sedang galak2nya mencanangkan konsep "revolusi mental", seharnya mereka harus menyediakan banak titik2 tempat sampah di ruang public!
Apalagi, di jalur2 protokol seperti di Jalan Sudirman -- Thamrin, yang aku sempat lakukan untuk berjalan2 dan chek-list tentang kebutuhan masiarakat serta untuk kaum disabilitas .....
Tetapi, apa yang aku lihat?