***
Konsep perjalanan kami tentu harus direncanakan dengan baik.
Yang jelas, aku sangat ingin dipotret, hihihi ..... aku ingin mas Ivan sahabatku, memotretku secara real, tanp harus ditata. Kalau peril candid saja. Termauk, realita latar belakng serta kegiatan di seputaranku.
Sementara itu, aku ingin memotret apaun yang aku suda. Apakah itu secara arsitektural tentang penjcakar langit Jakarta, kegoatan manusia2nya, kehidupan perkantorannya, karena waktu itu adalah hari Jumat, hari kerja.
Juga tentang artwork serta street-scape2 Jakarta, social-psikologis masyarakat diseputaran kami.
Lalu, jika memungkinkan, aku ingin naik MRT sepanjang jalan protocol jalan ini. Untuk juga melihat apakah yang didengungkan oleh pemerintah bahwa MRT ini sudah "ramah disabilitas", atau tidak?
Karena pada kenyataannya, ketika suatu instab\nsi atau perusahaan yang menyerukan atau men-claim instansinya atau perusahaannya atau produk perkantoran serta mall nya "ramah disabilitas", ternyata tidak bisa atau tidak nyaman untuk aku, dan disabilitas.
Begini, ya :
Ketika sebuah mall atau perkantoran mempunyai fasilitas2 disabilitas, memang ada di kolom keberadaannya, semua ada di "centang". Ada ramp, ada toilet disabilitas, ada lift, ada apapun, ya, semua ada.
Tetapi, jika ditinjau untuk user-end disabilitas, apakah benar bisa dipakai oleh teman2 disabilitas?
Contoh, ya,