Aku berceloteh riang, memberi informasi baru yang membuat aku excited, dengan kedatangagn pak Seman. Kulihat, ibuku hanya tersenyum karena aku yakin beliau tidak mengerti dengagn kata2ku, hahaha .....
Tetapi, aku terus berceloteh. Dengan bahasa alien yang brgumam, aku menyatakan betapa aku sangat semangat untuk emnyambut hidup baruku, segera setelah aku bisa bererak tanpa harus dibantu ......
"New Normal" untukku mulai terbentuk.
Bahwa dengan keadaanku yang meamng berbeda dari sebelum serangan stroke, aku akan mendapatkan kehidupanku yang "normal", di duniaku yang lama tetapi baru, dengan keadaan tubuhku yang pastinya akan menghambat kegiatan2ku.
Ya, aku akan mendapat kehidupanku yang lama tetapi baru dengan keadaanku yang baru, dengan kecacatanku.
Ibu hanya tersenyum2 saja menanggapi keriangku sampai tidak lama kemudian, atasaku, Pak Halim Direktur Proyrk Central Park, datang menjengukku!
Astagaaaaaaa .......
Aku tidak mengira, beliau adalah yang pertama menjengukku di hari kedua di Jakarta ini. Beliau ini memang seorang atasan yang sangat baik untukku, walau beliau sangat keras sebagai atasan.
Aku ingat, selama 3 tahun aku membangun Central Park ini, 2x aku menangis karena dimarahi dengan sangat keras! Padahal, aku dikenal sebagai seseorng yang berhati batu, tidak pernah peduli dan sangat kasar sampai aku tidak punya teman, apalagi teman2 perempuan!
Berarti, aku tidak akan pernah menangis!
Tetapi, 2x aku menangis karena pak Halim benar2 memarahiku dengan sangat keras. Sebagai seorang arsitek dan salah satu anak buah beliau, aku tidak bisa membela diri, karena kita semua tahu bahwa proyek Central Park ini benar2 proyek prestisius yang jadwalnya sangat ketat!