Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[Bab 3] Awal Perjalanan Terapi Menuju Pemulihanku, Sampai Sekarang...

3 Juni 2021   10:04 Diperbarui: 3 Juni 2021   10:10 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi. "Perjalananku diterapi menuju pemulihanku, sampai sekarang ....."

Terapi sudah dimulai 

"Selamat pagi, Christie ....."

Aku agak terkejut, tiba2 seorang lelaki setengah baya muncul di depan pintu kaarku, ketika aku barusan saja makan pagi, tanpa seorang pun, sekitar jam 8.00 pagi.

Aku menoleh dan tersenyum. Lelaki setengah baya itu sangat kebapakan. Auranya mengingatkan aku denagn bapakku sendiri. Dan, aku cepat berpikir, bahwa mungkin aku bisa berteman dengannya, entah sebagai siapa ......

Lelaki setengah baya itu, mungkin berumur sekitar pertengahan 60-an atai akhir 60-n, tetapi jelas umurnya dibawah bapakku. Beliau memakai kacamata, dan senyumnya terus terkembang, seperti bapakku.

Beliau berjalan menuju ranjangku, karena aku masih makan diatas ranjang. Beliau mengenalkan dirinya kepadaku.

Ternyata, beliau adalah therapist fisik  ku, yang akan mengajariku lagi, memakai fungsi2 tubuhku yang sekarang lumpuh karena terserang stroke berat, atau istilahanya "heavy stroke".

"Saya Seman, saya yang akan mengajarimu untuk belajar dari nol, untuk bergerak", kata Pak Seman.

Wah, aku excited sekali!

Aku mengoceh dengan bergumam dan berkat2 yang pastinya tdak jelas bagi Pak Seman, dan besar saja beliau tertawa. Seperti siapapun yang mendengarkan aku berbicara.

Hahaha ....

Biarkan saja, toh pada keyataannya aku memang belum bisa bicara. Mengapa harus stress dan tidak percaya diri? Malahan, aku membalasnya tertawa keras ......

Aku dimina berbaring, karena saat itu aku tegak duduk di ranjang dengan menaikkan sandaran ranjang rumah sakit.

Pak Seman menurunkan sandaran ranjang, untuk aku berbaring. Lalu, aku diminta diam, sanpai, dan beliau memeriksa fngsi2 tubuh kananku yang saat itu masih berat lumpuhnya. Kesemutan terus menerus, seakan tidak au berhenti.

Tangan dan kaki kananku diamati, ditekut, dipencet, sambil berkali2 bertanya,

"Ini sakit?"

"Ini tidak berasa?"

"Klo ini, berasa, ga?"

Begitu, berkali2 Pak Seman bertanya demikian dan aku langsung menjawab dengan menggangguk atau mengeleng.

Yang jelas, aku excited luar biasa!

Pak Seman berkali2 bertaya dengan detail, dari ujung kepala, ajahku disebelah kanan diamatinya. Sepertinya, pak Seman ingin tahu apakah serangan stroke yang ku alami menyerang syaraf yang kesekian, atau tidak.

Ternyata, setelah wajahku diamati, pak Seman tersenyum dan mengangkat jempolnya, dengan berkata,

"Good!"

Lalu, beranjak ke kaki kananku. Pak Seman mengtuk2 kaki kananku dari paha sampai telapak kaki kanan dengan pertanyaan2 yang sama, dan sepertinya beliau puas dengan hasilnya.

Aku tetap diminta berbaring dan beliau duduk di sebelah kananku, sambih mengajak ngobrol. Bertana2 walau aku yakin beliau sudah tahu keadaanku. Yang pasti beliau hanya ingin mengetes bagaimana fungsi2 otakku dalam menjawab pertanyaan2.

Dan walau aku menjawab dengan bahasa alien, sepeti kata anak2ku, beliau sambil tertawa terus bertanya2.

Untukku sendiri, aku baru merasakan puna kesempatan besar untuk berinteraksi spontan tetapi intensif. Beliau bertanya, dan aku menjawab. Bukan sekedar menjawab pertanyaan2 basa-basi saja, tetapi aku merasa bisa "memakai" otakku lagi!

Selama setelah aku terserang stroke, pertanyaan2 semua orang yang menjengukku adalah sekedar basa-basi saja,

"Halo Christie, bagaimana keadaanmu?"

"Christie, tanganmu ga bisa dipakai, ya? Kakimu juga?"

"Christie, coba berberak, bisa ga?"

Pertanyaan2 seperti itu, yang sering dilontarkan kepadaku, yang aku jawab dengan mengeleng atau mengangguk kepalau saja, tanpa aku harus berpikir untuk menjawabnya.

Seningga, ketika pak Seman bertanya2 detail tenang keadaanku, sambil santai bukan seperti dokter yang akan mendiagnosaku, itu membuat otakku terangsang untuk bekerja!

Ketika pak Seman masuk ke pertanyaan yang cukup sensitive, tenang kata Dokter Gandhi di San Francisco,

"Kata dokter di Amerika, kamu hanya bisa berbarig saja, ya?"

"Jangan percaya! Kamu akan bisa ngapain saja yang kamu mau, termasuk bisa bekerja lagi! Asalkan aku disiplin untuk mengikuti terapi2 yang akan kamu hadapi beberapa bulan ini, ya!"

Pak Seman benar2 menegaskan aku, bahwa AKU AKAN BISA BERERAK LAGI, DAN AKU AKAN BISA BEKERJA LAGI!

Sungguh, aku benar2 excited, ketika terpaisku mengatakan demikian semangatnya! Dan aku bertekad untuk mengjalankan apapun yang diperintahkan oleh pak Seman dalam rencana terapi untuk pemulihanku.

Baru beberapa saat beliau ada di ruangku, aku sudh sangat merasa dekat, dan aku mengerti betapa Tuhan benar2 memberi terapis yang bisa mengayomiku serta seperti bapakku yang siap menerima keluh kesahku. Apalagi yang berhubungan dengan keadaanku sekarang ini.

Pak Seman bercerita, ambil aku berbaring. Sepertinya, beliau ingin mengajakku santai dalam melakukan serangkaian terapi2 beratku.

Beliau awalnya adalah seorang fisioterapi biasa di Rumah Sakit PGI Cikini, tempat aku diarawt saat itu. Dan, beliau diminta belajar sebagai therapist khusus stroke, ketika rumah sakit ini baru akan membuka Unit Stroke.

Pak Seman dibiayai untuk belajar di Jerman dan Pranscis sekian tahun, untuk mendalami terapi khusus stroke. Dan, beliau adalah salah satu trapist stroke handal di Indonesia! Dan, aku sangat beruntung, Tuhan menempatkan pak Seman di rumah sakit ini dan aku adalah salah satu pasiennya yang terparah .....

Beliau melanjutkan ceritanya.

Bahwa terapi stroke itu sangat berbeda dengan fisioterapi. Terapi stroke, adalah untuk menstimulasi kerja otak yang sudah cacat dan membuat tubuhku lumpuh, untuk bisa bekeja kembali. Jadi, yang diterapi adalah OTAK nya, bukan angguta tubuhnya yang lumpuh!

Pada kenyataannya, sebagian otrang berpikir bahwa terapi stroke itu hanya sekedar fisioterapi biasa yang banyak terdapat di rumah sakit, bahkan di pengobatan2 alternatif saja.

Fisioretapi atau pengobatan2 alternatif untuk menggerakkan tubuh yang lumpuh krena serang stroke, itu salah sama sekali. Karena, yang sakit bagi orang pasca-stroke adalah OTAK, bukan ANGGOTA TUBUH yang lumpuh.

Dan, fisioterapi serta pengobatan2 alternatif itu hanya mampu menggerakkan anggota2 tubuh yang lumpuh, tetapi tidak biaa  menstimulasi bagian otak pasca-stroke yang terserang stroke!

Sebagai contoh, pak Seman memberikan keadanku demikian'

Tangan kananku yang lumpuh, diangkat cukup tinggi, dan ketika dilepas, tangan kakanku jatuh. Karena otak kiriku belum berfungsi lagi, sehingga aku belum bisa mengontrol tangan kananku.

Lalu, tangan kananku juga dicubit kecil sampai aku merasakan sakit! Berarti, ketika pak Seman mencubit kecil tangan kananku, masih ada syaraf yang bisa aku rasakan.

Dan, jika fisioterapi atau tusuk jarum atau pengobatan2 alternatif itu men-terapi tanan kananku, mereka hanya MENSTIMULAI TANGAN KANANKU, SAMPAI DIRASA ADA SYARAF2 TANGAN KANANKU YANG BEREAKSI.

Padahal, memang ada reaksi di tangan kananku ketika di cubit kecil, tetapi aku tidak merasakan getaran di otakku yang mengontrol tangan kananku!

Hmmmmm, .....

Aku memng merasa ada yang aneh, ketika ketika aku mati2an mengontrol takku tetapi tidak ad rasa dan tidak ada rangsangan untuk berusaha mengontrol tibuh kananku!

Sehingga aku benar2 mengerti bahwa terapi khusus untuk stroke mamang sungguh berbeda jika diperbandingkan denga fisioretapi ......

Aku mengangguk2an kepalaku, dan aku mengerti dengan sungguh. Dan aku percaya, Tuhan yng mengirim pak Seman untuk bisa memberi rangsang dan menstimulasi otakku yang sudah cacat ini, karena "heavy stroke"

Sepertinya, pak Seman sedang bercerita, tetapi teryaya pak Seman pun terus menggunakan waktunya dengan menterapiku. Ketika tangan nya menyrntuhku, aku merasakan getaran untuk otakku berusaha bekerja.

Aku tidak mengerti dan mungkin aku tidak mampu menuliskannya, tetapi begitulah keadaannya!

Ketika tangan pak Seman menekkan kaki kananku sampai tungkai kaki kananku berhimpit dengan paha kaki kananku, aku merasakan stimulasi di otakku, dan aku berusaha untuk mengontrol gerakannya.

Padahal, sebelumnya sewaktu di San Francisco pun, ketika Dokter Gandhi memegang kaki kananku, aku tidak merasakan apa2, baik di kaki kananku apalagi di otakku!

Ya, ternyata memang terapi stroke benar2 khusus untuk merangsang otak dan menstimulasi untuk supaya otakku yang kiri yang sudah ccat itu. Akan bia bekerja lagi, untuk menggerakkan tubuh kananku yang lumpah.

Hari itu, aku benar2 hanya berbaring dan mendengarkan ceita2 pak Seman, serta beliau menggerak2an tubuh kananku sedemikian sehingga aku benar2 menjadi semangat baru!

Semangatku bukan terapi nya, tetapi bagaimana pak Seman mampu membuat otakku yang sedang terkulai parah dengan darah kental yang sedang terserap ke dalam otak kiriku, untuk mulai bangkit dan perlahan aku bisa berpikir dan mengingat2 lagi, dengan jawaban2 pertanyaan2 pak Seman tadi.

Pergerakkan otak ku inilah yang mampun memompa semangatku lagi! Dan, aku tidak sabar untuk besok pagi pak Seman datang lagi untuk menstimulasi otakku lagi!

Mungkin, pak Seman ada di ruangku sekitar 2 jam, dan sesaat sebelum makan siang hari itu, hari kedua aku berada di RS PGI Cikini di Jakarta itu,ibuku datang untuk menemaniku seharian, serta bapakku hanya mengantar ibuku, karena beliau hars meeting di kantor.

Aku berceloteh riang, memberi informasi baru yang membuat aku excited, dengan kedatangagn pak Seman. Kulihat, ibuku hanya tersenyum karena aku yakin beliau tidak mengerti dengagn kata2ku, hahaha .....

Tetapi, aku terus berceloteh. Dengan bahasa alien yang brgumam, aku menyatakan betapa aku sangat semangat untuk emnyambut hidup baruku, segera setelah aku bisa bererak tanpa harus dibantu ......

"New Normal" untukku mulai terbentuk.

Bahwa dengan keadaanku yang meamng berbeda dari sebelum serangan stroke, aku akan mendapatkan kehidupanku yang "normal", di duniaku yang lama tetapi baru, dengan keadaan tubuhku yang pastinya akan menghambat kegiatan2ku.

Ya, aku akan mendapat kehidupanku yang lama tetapi baru dengan keadaanku yang baru, dengan kecacatanku.

Ibu hanya tersenyum2 saja menanggapi keriangku sampai tidak lama kemudian, atasaku, Pak Halim Direktur Proyrk Central Park, datang menjengukku!

Astagaaaaaaa .......

Aku tidak mengira, beliau adalah yang pertama menjengukku di hari kedua di Jakarta ini. Beliau ini memang seorang atasan yang sangat baik untukku, walau beliau sangat keras sebagai atasan.

Aku ingat, selama 3 tahun aku membangun Central Park ini, 2x aku menangis karena dimarahi dengan sangat keras! Padahal, aku dikenal sebagai seseorng yang berhati batu, tidak pernah peduli dan sangat kasar sampai aku tidak punya teman, apalagi teman2 perempuan!

Berarti, aku tidak akan pernah menangis!

Tetapi, 2x aku menangis karena pak Halim benar2 memarahiku dengan sangat keras. Sebagai seorang arsitek dan salah satu anak buah beliau, aku tidak bisa membela diri, karena kita semua tahu bahwa proyek Central Park ini benar2 proyek prestisius yang jadwalnya sangat ketat!

Sehingga, semua yang bekerja dibawah pak Halim, harus mengerti untuk bisa saling mendukung demi terselesaikan mega proyek ini, walau semuanya berada dibaah tekanan2 waktu dan kualitas.

Aku ingat, pak Halim 2x memarahiku ketika aku harus bekerjaran dengagn waktu untuk menyelesaikan taman Tribecca di Central Park, serta deretan Pohon Trembesi, yang kami angkut dari Tangerang ke Centarl Park, dalam keadaan hidup dan besar!

Tetapi, walau beliau sangat keras dalam memimpin kami, tetapi pak Halim dikenal sebagai atasan yang sangat peduli dengan bawahannya.

Pak Halim lah, yang bersedia menjadi "senderan" untukku dengan mau menjadi teman berbagi ketika aku bercerai, dan beliau lah yang membei semangat penuh untuk aku bangkit lagi!

Beliau juga yang sangat pduli dengan keadaan kesehatanku. Ketika aku bercerai, dan kondisi kesehatanku sangat dropt, beliaulah yang akhirnya menstimulasi semangatku sampai akhirnya aku benar2 semangat!

Dar semangat itulah, akhirnya aku justru terlalu bersemangat, sehingga aku melupakan kesehatanku ......

Beliau juga lah, yang sering mengingatkanku untum beristirahat dan jangan pulang sampai tengah malam! Tetapi, jika aku memang harus pulang tengah malam bahkan sampai pagi, beliau akan menjaminku untuk pulang diantar teman2 kerjaku laki2, aman sampai rumah!

Pak Halim benar2 atasan yang luar biasa! Bahkan, dihari kedua aku di Jakarta pun, beliau adalah tamu yang pertama menjengukku .....

Beliau banyak mengobrol dengan ibuku, karena aku tidak bisa menjawab pernyataannya. Atau lebih tepatnya, aku bisa menjawab pertanyaan2nya, tetapi pak Halim tidak mengerti yang aku jawab, hahaha .....

Tetapi, hari kedua ini membuat aku semakin bersemangat, setelah kedatangan pak Seman. Pak Halim datang dan beliau wamti2 untuk aku ceoat sembuh dahulu. Jangan berpikir tenang pekerjaan dahulu, tetapi tetapi terus berusaha untuk sembuh.

Karena, kata beliau, kapanpun kami bisa kerja lagi walau mungkin bulanan atau tahunan pun, kami akan tetap menerimamu .....

Pak Halim datang menjengukku 2x di rumah sakit yang sama, beberapa hari kemudian, bersama dengan mitra kerjaku.

Betapa beliau sangat peduli. Seorang Ditektur Proyek, yang sangat sibuk tetapi menyempatkan diri untuk menjengukku, bukan hanya sekedar menjenguk hanya dalam waktu sebentar saja, tetapi beliau datang dengan waktu yang lama, sabar mendengarkan celotehan ku dan mendoakanku dengan sepenuh hati .....

 Dokumentasi pribadi
 Dokumentasi pribadi
Pak Halim, duduk disebelahku, dengan Dian Takdir dan Lilis, mitra2 kerjaku di proyek Central Park. Ini adalah yang kedua kalinya pak Halim menjengukku dengan mitra2 ierjaku, di saat setelah makan siang ....

 Dokumentasi pribadi
 Dokumentasi pribadi

 Dokumentasi pribadi
 Dokumentasi pribadi

 Dokumentasi pribadi
 Dokumentasi pribadi
Aku dengan mitra2 kerjaku saat itu dan saat sebelum bekerja di Agung Podomoro Grup

 Setelah pak Halim kembali ke kamtor lagi, mungkin sekitar jam 2.00 siang, beliau berjanji untuk menjenguk aku lagi, dan aku benar2 berterima kasih kepada beliau, betapa oedulinya beliau dengan keadaanku .....

Aku makan siang dengan lahap, karena terserang semangat yang lur biasa! Sore2, anak2ku datang setelah pulang les. Dan mereka membawa tugas2nya untuk dikerjakan di ruamh sakit, dibantu oleh ibuku.

Aku ingin membantunya, tetapi saat itu aku belum bisa membaca! Astagaaaaaa .....

Betapa parahnya aku! Aku tidak bisa membaca, dan aku tidak mampu untuk membantu anak2ku sendiri! Huhuhu .....

Aku sempat drop lagi, ketika aku semakin sadar bahwa aku benar2 bergantung kepada orang lain. Bahkan, untuk membantu kedua anakku saja aku tidak mampu! Dan, semakin kuatlah aku untuk segera pulih, supaya aku benar2 siap sebagai Christie di dunia ku yang lama tetapi baru.

Aku memang sering drop sesetah serangan stroke ini, tetapi ku tidak berlama2 dropt, karena aku sadar. Jika aku berlama2 dropt, alamat aku akan semakin lama untuk bisa pulih lagi ......

Anak2ku berceloreh riang, dan aku mendengarkan semua cerita mereka. Ngobrol ngalor ngidul tenang sekolahnya. Tentang lesnya. Atau tentang tigas2nya yang katanya, susah2.

Aku hanya tertawa riang, karena selama itu, selama mereka bilang "susah" untuk tugas2 mereka, pada keyataannya hasilnya tetap membanggakan!

Dan, seperti biasa, bapakku datang untuk menjemput ibu dan anak2ku pulang. Karena, besok mereka sekolah, dan aku akan tertinggal sendirian, entah sampai kapan.

Lambaian tangan mereka terkahir sebelum menutup pintu ruanganku, pertanda aku harus siap sendiri lagi, walau aku tahu, besok akan ada pelangi baru untuk membuat hidupku perlahan semakin berarti untuk orang2 yang mencintaiku .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun