Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[Bab 2] Keluarga, Teman dan Sahabat, Mitra Orangtuaku, Terus Datang dan Mendoakanku

3 Juni 2021   09:03 Diperbarui: 3 Juni 2021   10:03 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi prbadi / Aku, anak2ku dan sepupu2ku

Sore hari sepulang anak2ku les, mereka ke rumah sakit, dan begitu setiap hari, sampai aku diperbolehkn pulang, sekitar 30 hari keudian .....

Hari pertama aku di Rumah Sakit PGI Cikini, setelah terbang dari San Francisco sekitar 24 jam dengan transit di Taiwan, karena pendarahan besar, saat itu aku sudah berada di ruang VIP Unit Stroke disini.

Hari pertama juga ini, aku hanya diminta beristirahat untuk di hari2 selanjunya, aku akan memulai rangkaian terapi yang sangat ketat, sehingga aku mungkin, bisa bekerja lgi, semoga .....

Begitu aku masuk ke rumah sakit ini, dari ambulance yang menjemputku di Bandara Soekano -- Hatta, aku dijemput oleh tim dokter dan suster yang akan merawatku secara intersif, di Unit Stroke.

Aku langsung dibersihkan secara detail, dan kateterku dilepas.

Pengantarku, Bruder Frank. Setelah dia menyerahkan semua dokumen yang dibawa dari St Francis Hospital di San Francisco, Bruder Frank pun langsung kembali ke Bandara Soekarno -- Hatta, untuk terbang ke Belanda menjemput seorang pasien dan diantar ke Amerika.

Dan, malam itu aku tidur dengan nyaman, karena aku sudah berada lagi di Jakarta, di Indonesia, ditengah2 keluargaku dan diantara sahabat2 serta teman2ku yang mencintaiku ......

***

Hari pertama di rumah sakit Cikini ini, aku bangun dengan segar, walau tetap saja, aku sendirian, karena keluargaku pun harus menjalani rutinitasnya masng setiap hari. Anak2ku harus sekolah dan kedua orang tuaku pun harus bekerja.

Dari pagi sampai setelah makan pagi, aku sendirian. Setelah suster2 itu melayaniku mandi pagi di ranjang dan makan pagi.

Setelah itu, kedua orang tuaku datang sekitar jam 9.00 pagi itu dan menemaniku di ruangku.

Agak siang setelah makan siang, Dr Hophop, seorang dokter syaraf senior yang merawatku, datang. Berbicara santai dengan kami, aku dan kedua orang tuaku, dan Dr Hophop memberikan agenda untuk terapi2 ku.

Besok, di hari kedua, sebenarnya aku sudah bisa menjalani sesi tahap pertama terapi pasca-stroke. Tetapi, pak Seman, seorang terapi khusus untuk stroke, sedang flu, sehingga mungkin baru di hari ietiga atau hari keempat, sesi teapiku akan dimulai.

Aku sangat excited! Luar biasa excited!

Karena, aku sudah berada di Jakarta, aku merasa duniaku susah kembali, sehingga aku ingin sekali cepat2 bisa bergerak, berjalan bahkan ingin cepat bisa bekerja lagi!

Agendaku untuk terapi sangat padat!

Pagi2, setelah makan pagi aku akan mulai dengan terapi fisik. Aku belum bisa bergerak, sehingga aku akan mulai dengan belajar bergerak.

Siang setelah makan siang, aku akan memulai terapi bicara, dan dilanjutkan dengan terapi menulis dengan tangan kiri. Dan setelah mandi sore jam 4.00, akan dilanjtkan lagi dengan terapi fisik lagi, walau tidak setiap hari.

Karena aku pun membutuhkan istirahat total untuk memulihkan semua sendiri2 tubuhku yang sedikit "rusak" karena otakku tidak 100% mampu untuk memerintahkan anggota tubuhku bergerak.

Dokter Hophop dan kedua orang tuaku, berdiskusi agak lama tentang kodisiku. Bagaimana otak kiriku yang terendam darah dan bagaiamana cara aku bisa bekerja kembali nantinya.

Keadaanku yang saat itu sungguh tidak bsa bergerak sama sekali, pastinya membuat kedua orang tuaku sangat bersedih. Aku yakin itu. Apalagi, saat itu aku sudah sebagai single parent,yang mempunyai 2 orang anak yang masih kecil.

Kedua orang tuaku pasti memikirkan, bagaimana nasib kedua cucu2 mereka, dimana aku sebagai ibunya, kemungkinan besar tidak akan mampu berbuat apa2, seperti kata2 Dokter Gandhi di St Francis Hospital di sana Francisco.

Aku yakin, di dalam hati yang paling dalam dari kedua orang tuaku, ada sebersit ketakutan untuk bisa menyaksikan beta kondisiku saat itu, seperti seorang bayi yang sama sekali tidak bisa apa2!

Walau aku pun sangat yakin, bahwa mereka menutupinya luar biasa dari aku, supaya aku tidak berpikir yagn negative. Pasti, kedua orang tuaku berusaha untuk bisa menghiburku, membantu untuk aku bisa pulih dan pasti mendukungku luar biasa, untuk aku bisa bekerja lagi .....

Aku pun hanya bisa tersenyum, ketika meeka berdiskusi, dimana aku pun yakin bahwa mereka mungkin tidak berpikir, bahwa aku mengerti semuanya!

Walau otak kiriku sedang beradaptasi tentang keadaannya, dan sedikit berdenyut, tetapi aku benar2 mengerti tentang apa yang mereka diskusikan tentang aku.

Ya, aku yakin itu!

Sama saja ketika aku masih di rumah sakit di San Francisco. Waktu itu bapakku berdiskusi dengan Dokter Gandhi tentang keadaanku, seakan mereka tidak tahu bahwa aku mengerti apa yang mereka diskusikan.

Walau aku baru saja terserang stroke berat, dan mereka berdiskusi dalam bahasa Inggris yang rumit, aku tetap mengerti apa yang mereka diskusikan!

Mereka berdiskusi tepat di depanku, yang mana seharusnya mereka tidak berbicara di depan pasien, yang mungkin bisa membuat si pasien down dengan keadaannya, bukan?

Tetapi karena mereka tidak tahu bahwa aku mengerti apapun yang mereka bicarakan,justru aku bisa tahu secara detail tentang penyakitku!

Tuhan memang benar2 maha segalanya!

Ketika mereka membahas keadaanku, justru aku mampu mencerna kondisiku sendiri, dan berusaha merecovery diriku sendiri, dengan caraku! Merecovery diriku sendri itu, justru lebih bermakna dibndingkan jika ak berkonsultasi dengan dokter2 itu.

Karena, yang tahu tentang keadaanku sendiri adalah ya aku ini sendiri! Sehingga, ketika selama aku berada di rumah sakit di San Francisco, aku memulihkan diriku sendiri dengan sebuah SEMANGAT MEMBARA, untuk bisa pulih .....

Jika aku tidak tahu kondisiku sendiri, dan aku hanya diberikan kesempatan dengan bisa berkonsultasi lewat dokter2 yang merawatku, tidak mungkin aku bisa recovery yang begitu cepat, sesuai dengan takaranku, seseorang yang terserang stroke berat .....

Begitu juga, etika Dokter Hophop berdiskusi denagn kedua orangtuaku, tepat di sisi ranjangku!

Apalagi, ini sudah di Jakarta, yang pastinya mereka berdiskusi dengan bahasa Indonesia. Tentu saja aku lebih mendalami kondisiku sendiri, ketika Dokter Hophop menjelaskan panjang lebar tentang kiadaanku!

And, aku menyerap dalam2 apa yang mereka diskusikan, untuk aku bisa memulihkan diriku sendiri dengan caraku, sama dengan caraku sewaktu masih di rumah sakit di San Francisco .....

Tuhan meamng sangat luar biasa!

Walau aku saat itu tidak bisa melakukan apa2, apapun, tetapi DIA memberikan aku akal budi yang tersisa dari serangan stroke yang membuat aku lumpuh tubuh kananku, denagn bisa mencerna pemulihan diriku dengan caraku sendiri!

Ya, aku bertekat dengan kuat, bahwa aku mau melakukan apapun, terapi2 seberat apapun, untuk aku bisacepat pulih! Aku ingin bsa segera bekerja lagi, untuk menghidupiku dan kedua anakku dan pendidikan mereka.

Aku tidak mau meyusahkan kedua orang tuaku lagi! Jika mereka sudah membesarkan aku sedemikian dahulu, aku tidak mau membuat kedua orang tuaku kembali kusushakan ....

Jadi, pagi itu, dihari pertama aku beradadi rumah sakit Cikini di Jakarta, aku sungguh bertekad sekuat2ku, untuk menjalankan berbagai macam terapi seberat apapun, untuk mencapai "goal" ku untuk cepat recovery!

Hmmmmm .....

Setelah Dr Hophop keluar dari ruangku, anakku datanng!

"Mamaaaaaaa ..... mamaaaaaaa ..... mamaaaaaaa .......", Dennis teriak .....

"Mamaaaaaaaaaaa ..... mamaaaaaa ....... mamaaaaaaaaaaa .....", Michlele pun mengikutinya

Mereka berlari2 menuju ranjangku, dan aku itu berteriak, "Hai anak2 mamaaaaa ...."

Walau pasti suaraku yang bergumam dan tidak akan dimengerti oleh mereka.

 

dokpri
dokpri
Dokumentasi pribadi / Setiap hari,anak2ku datang, membawa tugas2nya dan mengerjakannya di ruanganku, sampai jam 9 malam, dan mereka pulang untuk beristirahat ...... dengan ibuku serta sepupu2ku yang sering juga datang untuk menemaniku
Dokumentasi pribadi / Setiap hari,anak2ku datang, membawa tugas2nya dan mengerjakannya di ruanganku, sampai jam 9 malam, dan mereka pulang untuk beristirahat ...... dengan ibuku serta sepupu2ku yang sering juga datang untuk menemaniku
Anak2ku memelukku bergantian di sisi ranjang sebelah kiri, karena tubuh kananku belum bisa bergerak. Dan aku pun, berusaha memeluk mereka dengan tubuh kiriku saja, dengan susah payah.

Wajah mereka berseri2. Sumringah. Kami tidak berjumpa sekitar 17 hari! 

Mereka berceloteh dengan  riang, tanda mereka pun kangen dengan ku. 17 hari aku tidak disisi mereka, dimana biasanya aku ada di samping mereka di kamar jika tidur, walau jika sehari2 aku pun tidak berada disisi mereka, karena aku bekerja.

Mereka berebutan untuk bercerita, apa yang mereka lakukan selama aku tidak disisi mereka. 

Mereka bercerita tentang kekangenan mereka kepadaku, mereka bercerita tentang sekolah mereka, bagaimana orangtuaku membimbing mereka, dengan tanda tangan nya untuk tugas2 mereka. Dan, mreka pun bercerita tengan guru2 merka yang titip salam dan doa2 untukku, semoga cepat sembuh.

Aku bahagia disisi mereka.

Seakan, semuanya baik2 saja, seperti biasa. Aku digiring anak2ku, untuk seolah2 semuanya baik2 saja. Aku digiring dengan bendera kasih oleh anak2ku, yang akhirnya membua aku semakin tidak sabar untuk bersama meerka ......

Mereka berceloteh terus, sampai aku terus tertawa, dan kami tertawa bersama.

Meeka pun terus meledekku, bahwa suaraku seperti alien, dan aku selalu geli dengagn pernyataan mereka.

"Mama seperti alien".....

Atau, "Mama seperti orang bule" .....

Hahahaha ......

Ya, ternyata bukan hanya anak2ku saja yang berkata deminian "bicaraku seperti orang bule", tetapi kedua orang tuaku pun berkata demikian.

Mungkin, karena 17 hari aku diterapi oleh therapist bule, Ms. Randy, dengan kata2 berbahasa Inggris, dan dengan  lafal bahasa Inggris lah yang membuat perkataanku, walau bagu sangat sederhana, adalah seperti orang bule .....

Hahahahahaha ......

Aku pun geli, dan ledekan mereka benar2 membakar semangatku luar biasa, untuk cepat pulih dan membalas ledekan mereka!

Saat itu, aku sama sekali tidak marah ketika orangtuaku dan anak2ku selalu meledekku.Justru aku selalu teratawa geli, karena memang demikianlah adanya. Aku, seorang pasca-stoke yang memang masih membutuhkan adaptasi2 untuk hidupku.

Di ruangku, aku berbahagia. Ada kedua orangtuaku, dan ada anakku.

Adikku sudah pulang ke Bali, karena dia dirunggu oleh kekuarganya disana, sedangkan tetam2 dan sahabat2ku pun belum mendapat kabar dari keluargaku, bahwa aku sudah berada di Jakarta.

Mungkin, itu adalah rencana orangtuaku, supayadi hari pertama aku berada di rumah sakit ini, aku full beristirahat. Hana aku, anak2ku dan kedua anak2ku .....

Bapakku membeli makanan2 untuk ibu dan anak2ku, dan makan malam kami, kami bersama, dengan  aku memakan makan malam dari rumah sakit.

Kami terus bercanda sampa pada saatnya, mereka harus pulang untuk beristirahat. Anak2ku harus sekolah dan les, dan bapakku pun harus ke kantor, karena beliau memang masih aktif bekerja walau umurnya sudah diatas 70 tahun.

Jam 9.00 malam, kedua orangtuaku mengajak anak2ku pulang.

Terlihat, mereka sangat enggan pergi dari sisiku. Meerka ters berada di ranjangku, padahal mereka bisa santai di sofa tamu ruang VIP tempat aku dirawat.

Walau mereka masih kangen denga ku, terbukti mereka terus berada di samping ranjangku, teapi waktu memang berlalu dengan cepat. Mereka benar2 harus pulang .....

Setelah mereka pergi, aku merasa sendiri lagi. Walau bapakku selalu menitipkan aku kepada suster2, suster2 oun tidak bisa terus berada disisiku. Mereka tetap harus bekerja, sehingga pada saat seperti itu, sku sering merasa dropt.

Bukan! 

Bukan aku dropt dengan penyakitku, tetapi aku sering merasa sendiri, apalagi jika malam hari ......

Hanya suara AC yang sedikit menderu, dan suara malam yang mampir ke ruanganku. Kadang, ada suara jangkrik, karena di rumah sakit ini, mempunyai taman besar denga pepohonan yang rindang, dan berbagai satwa 'hijau' dan satwa malam pun akan terdengar.

Rumah sakit ini sangat luas, dan ruang rawatnya bukan berada di bangunan tinggi, melainkan di seperti rumah tanah, dan berkonsep villa. Dan, masing2 villa ini dikelilingi oleh taman hijau.

Bahkan, jika ada tetangga rawat menjenguk pun, aku tidak mendengrnya ......

Ah .....

Kapan dunia realku cepat kembali?

Aku akan semakin terpuruk, jika aku terus menerus mendengarkan "sabda malam", dengan  suara2 malam nya ......

Aku harus bangkit! Aku tidak mau terus terpuruk!

Apalagi, aku sudah berjanji untuk semakin semangat, dan berjuang serta berusaha untuk menjalankan semua terapi2 seberat apapun!

Masakan hanya sendirian aku dropt? Aku tidak mau!

Akhirnya, aku memanggil suster untuk membantuku mengambil remote TV ku, untuk mendengarkan suara2, walau mungkin aku tidak menontonnya. Remote itu ada di meja yang tadi dimainkan oleh anak2ku.

Aku pun membutuhkan bantuan suster untuk menekan tombol2nya, karena saat itu aku tidak bisa membaca, belum bisa! Dan, aku juga masih suah mengkoordinasikan jari2 tangan kiriku yang sehat untuk menekan tombol2 remote.

Aku arahkan suster itu untuk mencari tomol Net Geo, aku masih ingat bahwa di Net Geo banyak cerita2 menarik tentang alam beserta makhluk2nya.

Kami "mengobrol" sebentar, di mana aku yakin suster itu tidak mengerti kata2 yang aku ucapkan, tetapi kami pun tetap bisa tertawa bersama!

Suster itu keliar dari kamarku dan aku sendiri lagi. Tetapi, aku bisa menonton Net Geo dan itu menghiburku. Sampai suster itu datang lagi, untuk mengecek kondisiku.

Tekanan daraku diukur, suhu tubuhku, detak jantungku dan obat2ku yang harus kuminum malam itu, pun sudah besar untukku. Sikat gigi dan aku bersiap untuk tidur, untuk besoknya aku akan melihat, bagaimana keadaan tubuhku dan seberapa besar Tuhan memulai mengangkatku untuk perlahan terus bangkit ......

Malam itu, aku tidur dengan nyaman, walau aku sering terbangun, ketika suster2 beberapa kali masuk ke ruanganku.

Dan, aku menjadi excited, karena besok paginya aku akan memulai terapi2ku, sebuah awalku untuk menuju pemulianku ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun