Bapakku membuka pintu ambulance dan aku menjadi lega! Bapakku memelukku dengan susah payah, karena aku berbaring di ambulance yang cukup sempit itu. Aku lega! Benar2 lega!
Tangisku berhenti, dan tiba2 tangisku berubah menjadi tawa .....
Si ibu2 judes itu berkata, seakan2 yang salah adalah aku, dan dia membela diri denan kata2 manis, sementara aku melotot denan tatapan marah! Aku berteriak2, sambil berkata2 bergumam seperti alien,
"Ibu itu judes sekali! Ibu ini jahat! Kata2 nya culas! Kata2 nya jahat! Jngan percaya padanya!"
Aku berteriak2 lagi denan mata memerah dan marah!
Si ibu judes itu mengerut! Aku tahu, dia takut dengan teriakkanku! Apakah kata2ku sudah bisa dimengerti oleh orang2 disekelilingku ini atau belum, tetapi dari wajah mereka yang mengelilingiku, sepertinya mereka mengerti ....
Mungkin, kata2ku sudah mulai bisa dimengerti, setidaknya aura pemulihanku sudah perlahan bangkit .....
Adikku dan Bruder Frank masuk ke dalam ambulance, duduk disampingku, dan bapakku naik ke mobilya sendiri. Aku tidak mau si ibu judes itu berada dalam ambulance, aku suruh dia pergi!
Dengang tangan kiriku yang kukibas2kan, aku suruh dia keuar dari ambulance!
Terserah, dia mau naik apa, tidak dalam ambulance!
Akhirnya, si ibu judes itu naik mobil dengan bapakku, si supir ambuance sendirian di depan. Sedangkan adikku dan Bruder Frank, duduk di belakang, disampingku.