Soup wonton ala Amerika, berbeda dengan soup wonton dari Negara lain. Apalagi dengan soup pangsit dari Indonesia. Dan, soup wonton itu membuat semangatku semakin membubung .....
Hari itu, aku bercanda dengan Didit. Dia selalu menunjukkan update tentang kondisiku ke media social Facebook, dan kelihatannya teman2ku di Jakara atau dimanapun, menunggu berita2 tentang aku.
Berbagai komentar dan doa2 untukku benar2 menyejukkan ku. Aku banyak tersenyum bahkan tertawa mendengar uraian adikku, karena aku belum bisa membaca .....
Aku coba berpikir, "Bisa ga, aku membalas mereka? Didit bisa kan, membalaskan untukku?"
Aku juga coba2 untuk mengingat2 bagaimana aku membuka Facebook ku, dan akhirnya aku tetap bingung bagaimana caranya. Dan, akhirnya aku hanya bisa tersenyum dan tertawa lebar, mendengarkan adikku berceloteh .....
Adikku juga bercerita, hotel tempatnya menginap ada "sesuatu", hahaha .... Entah benar atau tidak etapi dia terlihat senang menemaniku. Jka dia mulai bosan di kamar, dia pamit keluar untuk membeli sesuatu. Dan, dia pasti pulang membawa makanan .....
Hahaha, dia memang suka makan. Terbukti, tubuhnya yang besar dan kekar .....
Sampai malam sebelum aku tidur, aku meneruskan tugas2 yang diberikan Mass Randy. Semakin lama, tangan kiriku semakin lancer, walau bentuk tulisan tanan kiriku masih tidak karuan.
Anganku melayang.
Kupikir, aku akan mulai menggapai anganku. Sebetar lagi, setelah aku berbicara, dan bisa membaca, aku bisa terhubung dengan duniaku sendiri!
Tetapi, saat itu aku lupa.