Ah, biar saja!
Aku tidak berniat untuk menjeaskannya.
Dan aku bisa dengan tenang dalam kesendirianku.Â
Biarkan saja mereka tahunya aku galau dengan keadaanku, da mereka tidak tahu, bagaimama yang sebenarnya .....
Sungguh, aku ingat, aku mengis terus menerus, sampai kedua orang tuaku meresa tidak bisa meninggalkanku dalam keadaanku seperti ini. Tetapi, tidak bisa. Mereka berdua harus terbang ke Los Angeles, segera untuk menemani kedua anak2ku!
Siapa yang bisa menjaga kedua anak2ku? Mereka masih kecil. Mereka masih SD! Dan, Inka serta Rama, istri dan anak Didit adikku pun, harus bersiap tebang ke Denpasar Bali, sedangkan anak2ku harus terbang ke Jakarta!
Bagaimana aku bisa membarkan kedua anak2ku tidak ada yang menemani?
Kedua orang tuaku harus segera terbang ke Los Angeles untuk menemani kedua ank2ku!
Kesadaran itu, memicu semangatku kembali! Aku harus tidak menangis lagi, supaya kedua orang tuaku bisa terbang ke Los Angeles. Aku harus kuat! Aku harus kuaat!
Perlahan, denyutan otakku mereda.
Ya, hatiku sudah tenang, seiring dengan seangatku yang baru saja muncul lagi di permukaan. Dan, drnyutan otakku, semakin mereda .....