Aku hrs dibawa dengan Standard Operatian Procedure, sebagai pasien pasca-stroke!
Dengan bantuan pesawawt khusus yang harus bisa aku tetap berbaring. Lalu, harus didampngi oleh petugas media yang bisa merawatku, dengan mengurus keadaanku serta obat2anku.
Lalu, jika aku membutuhkan bantan dengan keadaanku sendiri, tidak bisa keluargaku untuk mengurusku dengan kateter yang selalu menggantung di selankangku. Hanya petugas medis, dokter atau setidaknya seorang suster, yang bisa mengurusnya.
Jadi, tidak heran jika keluarga ku, terutama kedua orang tuaku, memutar otak bagaimana membawa aku pulang segera!
Karena, jika semakin lama aku di rumah sakit di Amerika ini, akan memunculkan banyak biaya.
Walau sepertinya sudah di back-up dengan asuransi perjalanan AIG yang sudah berjanji untuk itu, tidak terlepas kemungkinan jika aku berlama2 disana, tentu juga AIG punya keterbatasan2 untuk mendukung aku.
Tetapi, karena aku tidak atau belum mengerti hal2 berat seperti itu, aku pun tidak mau tahu, yang penting aku harus sembuh dan pulang!
Hari ini, saat itu, aku memang semangat untuk belajar berbicara. Tetapi juga bercampur dengan rasa kehilangan yang sangat amat, krena besoknya aku benar2 akan ditinggal sendirian, kecuali ditemani seorang adikku.
Setelah Miss Randy keluar karena tugas nya hari itu sudah selesai, aku tetap semangat belajar melafalkan huruf2 dari A sampai Z, memakai bahasa Inggris.
Bukan aku tidak mau melafalkan dengan memakai bahasa Indonesia, atau untuk gaya2an tidak mau berbahasa Indonesia, tetapi saat itu aku belum tahu bagaimana melafalkan huruf2 itu dengan bahasa Indonesia!
Aku memang sudah cacat, otak kiriku. Aku sempat sama sekali tidak bisa berpikir dan mengingat. Jadi, ketika aku harus belajar berbicara dan karena aku sedang berada di sebuah rumah sakit di San Francisco, tidak heran jika aku harus belajar berbahasa Inggris, bukan?