Saat itu juga, Miss. Randy mengajak ngobrol ak dan kedua orang tuaku. Dia mengajak ngobol dengan perlahan, karena dia tahu, otakku masih susah untuk diajak berpkir.
Bersyukur, semua yang ada di rumah sakit ini sangat mengerti aku. Mereka semua ramah, aku sama sekali tidak "takut" walau mereka berbeda sekali dengan orang2 di ruamh sakit di Jakarta.
Aku pun tidak pernah "takut" dengan keberadaan dan keadanku saat itu yang bisa diatakan, tidak bisa apa2 sama sekali. Bergerakpun belum bisa. Berbicarapun, sama sekali tidak bisa! Bahkan, bergerak pun aku tidak bisa!
Jadi?
Bisa kah aku bergerak lagi? Berbicara lagi dan sembuh segera?
Apa yang aku bisa lakukan? Kepada siapah aku bisa bergantung?
Yang jelas, orang tuaku sendiri tidak bisa menolongku. Bahkan, Doter Gandhi pun, tidk bisa menolongku! Padahal, aku benar2 membutuhkan pertolongan.
Sekali lagi, aku harus bagaimana dengan segala keterbatasan2ku? Tidak bisa berbicara? Tidak bisa bergerak? Tidak bisa apa2"
Yang ada di kepalaku saat itu adalah, aku memang harus mengandalkan Tuhan saja!
Walau, aku tidak tahu, bagaimana aku bisa mengandalkan NYA. Yang aku tahu, aku hanyha bisa tenang, bersabar, berserah dan percaya saja. Bahwa, pada saatmya aku akan sembuh, bisa pulang ke Jakarta dan bertemu dengan anak2ku serta bisa bekerja lagi ......
Pikiran2 positif bermunculan di kepalaku, mendengarkan kata2 dari Ms. Randy, walau hanya sebagian saja yang aku mengerti.