Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Rumah Sakit Gereja" Versus Rumah Sakit Modern Berbasis Bisnis

11 Desember 2020   19:30 Diperbarui: 14 Desember 2020   09:48 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sedare Dolorem Oppus Divinum Est"

"Meringankan Penderitaan adalah Karya Illahi"

Sejak rumah sakit ini berdiri, yang dahulu disebut Rumah Sakit Ratu Emma, oleh seorang misionaris Belanda Adriana Josina de Graaf, memang terlihat bahwa rumah sakit ini memang melayani masyarakat pribumi, tanpa membeda2kan.

De Graaf benar2 melayani dengan penuh kasih, sampai berkembanglah rumah sakit ini hingga sekarang. Dimana akhirnya dikelola oleh Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia. Artinya, konsep pelayanan rumah sakit ini berdasarkan iman Krisiani, sebuah KASIH dari Tuhan Yesus ......

Jelas, ya .....

Tetapi, ketika rumah sakit ini, yang dikelola oleh Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia ini, dianggap "kalah bersaing"  dengan rumah-sakit2 modern sekarang ini, akhirnya merupakan permasalahan2 yang lebih melihat "siapa yang dilayani!"

Rumah sakit modern, jelas dengan kemodernannya, pastinya membutuhkan modal materi yang sangat besar. Karena, kata "modern" pasti identik dengan "mahal!"

Artinya, jika rumah sakit modern yang mahal ini, pasti konsumennya adalah orang2 kaya. Minimal, masyarakat yang mampu!

Padahal, pelayanan sebuah rumah sakit bukan bertumpu dengan kemodernan saja, dengan peralatan yang super canggih, tetapi juga bertumpu kepada pelayanan dokter, suster dan berbagai petugas2 rumah sakit.

Untukku sendiri,

Ketika aku harus ke rumah sakit bukan Cikini karena seuatu, aku merasakan pelayanan yang kurang "manusiawi", sebagai dokter dan suster. Dokter, banyak yang hanya berbicara sekedarnya, dan susah untuk meluangkan waktu menjawab pertanyaan2ku tentang masalahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun