Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketika Ramah Disabilitas Menjadi Pelayanan Utama Sepanjang Pelabuhan Kobe

24 Februari 2020   09:36 Diperbarui: 25 Februari 2020   16:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu aku ke sana yang ketiga kalinya, tahun 2014 dan aku sudah sebagai pemakai kursi roda, ijin itu tidak bisa dengan berbagai hal yang bisa membahayakan bagi pengguna kursi roda itu sendiri.

Di Eiffel Tower Paris juga, kaki menaranya memang sangat "kecil" dengan 1 lift kira-kira berdimensi sekitar 1,2m x 1,2m. Betul, kursi roda yang berdimensi sekitar 80cm x 80cm, pasti bisa masuk tetapi sangat berbahaya bagi pengguna kursi roda, dimana jika ada kesalahan teknis si pengguna kursi roda akan kesulitan untuk dievakuasi.

Dengan kursi rodanya sendiri, dan si penderita, aku sangat mengerti jika tidak ada ijin pengguna kursi roda untuk naik ke ujung menara. Sehingga, aku hanya bisa berada di lantai 3 saja, pada wakyu itu.

Tetapi, ternyata beda dengan Menara Merah Kobe. Entah bagaimana mereka memikirkannya, disabilitas pengguna kursi roda pun diijinkan naik ke ujung menara, dengan naik lift. 

Mungkin, karena memang Menra Merah Kobe tidak terlalu tinggi yang menyebabkan mereka mengijinkan naik, atau ada alasan2 lainnya, yang aku yakin mereka sudah memikirkannya masak-masak.

"Pengaman-pengaman" bagi pengguna kursi roda pun beragam. Mulai dengan beerbagai macam railing, serta berbagai jenis pelapus permukaan tanah pun, membuat aku berdecak kagum.

Jangankan yang non-disabilitas. Aku sebagai bagian dari disabilitas pun, sering kali tidak terpikir untuk memberikan fasilitas2 khusus bagi disabilitas, SEBELUM AKU MERASAKANNYA SENDIRI.....

Tetapi, Jepang memang sangat memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh segenap manusia. Dari anak kecil sampai orang dewasa. Dari disabilitas sampai non-disabiiltas. Bahkan, material-material khusus untuk disabilitas pun sangat diperhatikan.

***

Keadaan aksesibilitas, terutama bagi disabilitas, di Jepang telah meningkat secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir dengan dorongan ke arah fasilitas "bebas hambatan" yang dapat dinavigasi dengan kursi roda, bus non-step, toilet multiguna dan lift lebar dengan tombol-tombol yang diturunkan. 

Namun, memang masih ada banyak tantangan. Karena, biasanya untuk mendesain hal-hal tersebut, adalah non-disabilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun