Ibuku, teman2 filatelisku dan semua undangan pasti memberikan 'jempol terbalik' untukku, duh....
Aku sudah tidak bisa marah, karena kepada siapa aku harus marah. MUNGKIN, ini hanya  sebuah kesalah pahaman saja. MUNGKIN, ada salah baca dengan permintaanku. MUNGKIN, ada salah dengan antara yang menugaskan dan yang mengambil barang atau panel2nya.
Atau,
MUNGKIN, memang yang menugaskan tidak mengerti beda antara panel dan frames. MUNGKIN, yang menerima tugas pun kurang mengerti tentang ini. Atatu, MUNGKIN memang ada kesengajaan atau sabotase.
Karena berkali2 aku pameran besar seperti ini, aku selalu membutuhkan MINIMAL 50 panel atau 100 frames! Dan, sudar proposalku pun jelas2 tertulis permhonanku untuk 60 panel atau 120 frames! Jadi, sebenarnya tidak ada alasan untuk bisa salah, apalagi salah kirim kurang sepahuhnya!
Aku tertunduk lesu, walau itu baru bayanganku saja.
Aku menyingkir dari posisiku untuk sebentar memikirkan, apa yang aku harus lakukan. Aku diam. Aku tunduk berdoa. Dengan menahan tangisan, dengan dada bergemuruh karena kecewa dan marah, dan dengan kebingungan yang amat sangat, aku berdoa khusyuk, memohon pertolongan Tuhan.
Tiba, pak Sarjono yang mengurus pae2 ini dari PT Pos Indonesia, bertelponan dengan seseorang, yang sepertinya menugaskan untuk mencari truk dn supir untuk mengambil panel2 yang kurang di TMII. Bukan di gudang Kementerian Kominfo RI, yang sedianya merupakan sumber panel2ku, dari Bp Rudiantara.
Aku tidak mau ikut campur dengan mereka, tetapi aku yakin, doaku sudah terkabul.
Puji Tuhan.
Mungkin, jam 02.00 dini hari baru mendapatkan truk dan supirnya entah darimana, dan harus mengambil panel2 dari TMII, Museum Prangko. Dari TMII barulah ke Central Park Mall, tempat aku berpameran.