Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Stasiun Tokorozawa ke Stasiun Seibu Chichibu, Saitama

23 September 2019   19:22 Diperbarui: 23 September 2019   19:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www,googlemap.com | Aku berangkat dari Funabashi Hiten, tempat tinggalku di Chiba, menuju Chichibu Saitama, dengan mengendarai kereta, berpindah beberapa kali. Dan ternyata, jalur ke Chichibu tidak di cover oleh JR Pass, karena lewat jalur atau line yang berbeda.
www,googlemap.com | Aku berangkat dari Funabashi Hiten, tempat tinggalku di Chiba, menuju Chichibu Saitama, dengan mengendarai kereta, berpindah beberapa kali. Dan ternyata, jalur ke Chichibu tidak di cover oleh JR Pass, karena lewat jalur atau line yang berbeda.
71315208-677824776034184-8352324442700906496-n-5d88b7330d82303aee017432.jpg
71315208-677824776034184-8352324442700906496-n-5d88b7330d82303aee017432.jpg
www.googlemap.com | Jika melihat jalur kereta diatas, sepertinya memang gampang. Ya, jika sudah pernah atau jika kita tinggal disana. Tetapi ternyata tidak begitu gampang, dan harus berani, jangan panik ketika harus berada di stasiun kecil, ditengah2 masyarakat local dan harus berpindah stasiun agak lumayan, tanpa petunjuk sama sekali. Mungkin ada petunjuk, tetapi berbahasa Jepang!
www.googlemap.com | Jika melihat jalur kereta diatas, sepertinya memang gampang. Ya, jika sudah pernah atau jika kita tinggal disana. Tetapi ternyata tidak begitu gampang, dan harus berani, jangan panik ketika harus berada di stasiun kecil, ditengah2 masyarakat local dan harus berpindah stasiun agak lumayan, tanpa petunjuk sama sekali. Mungkin ada petunjuk, tetapi berbahasa Jepang!
Dari Stasiun Funabashi Hoten, memang masih di jalur JR sampai ke Stasiun Akitsu. Nah, dari sini aku harus naik jalur Seibu-Ikebukuro, menuju Stasiun Tokorozawa.

Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Stasiun Tokorozawa ini sudah masuk Perfecture Saitama, dan berada di stasiun kecil di lingkungan masyarakat local Saitama. Aku harus transfer lagi cukup jauh ke Stasiun Tokorozawa yang berbeda dan harus naik kereta jalur Redarrow Chichibu, Dan setelah sekitar 1 jam naik kereta, sampailah aku ke Stasiun Seibu Chichibu .....

Pemandangan kesana sangat indah. Pepohonan pinus, hijau royo2. Jalur kereta yang aku naiki sepertinya Cuma satu2nya jalur kereta. Disisinya adalah jalur mobil, dengan jakanan mulus dan sepi.

Aku Cuma membayangkan, jika badai itu dating tiba2 (catatan, forecast itu tetaplah dugaan manusia, dimana alam bias bertibdak anarkis, bukan?), aku bias saja "terlempar" dari bumi ini, karena kereta yang aku naiki bias juga terlempar oleh typhoon besar Krosa yang saat itu sedang melanda Jepang, khususnya di wilayah Kansai.

Lihat tulisanku, 

"Typhoon Krosa", Awal Keberadaanku di Jepang di Musim Panas 2019

Aku juga membayangkan setelah mengamati lingkungan sekitar itu, hutan hijau itu benar2 hijau dan sepertinya sama sekali tidak ada penghuni manusia. Hutan itu sangat padat dan pekat. Tidak terlihat baguan sama sekali. Mungkin, jika malam tiba, lingkungan itu sangat gelap karena aku tidak melihat kabel2 atau lampu disana .....

Rasa "ngeri" itu semakin pekat merasuk dalam hatiku ketika aku membayangkan kenekatanku pergi kesana sendirian, dimana aku belum pernah kesana, dan di negeri gempa, serta susah berkomunikasi dengan masyrakat local disana.

Bagaimana aku bias bertanya atau meminta pertolongan jika ada yang benar2 aku tidak bisa melakukannya?

Seperti, ketika aku dari Stasiun Tokorozawa pertama ke Stasiun Tokorozawa kedua, yang berjalan cukup jauh dan berkelok2 di jalanan kecil (bukan kota, tetapi pedesaan). Aku bingung harus bertanya kepada siapa.

Masyarakat local disana, sepertinya berbeda dengan masyarakat perkotaan yang selama aku di Jepang, selalu dan cepat sekali membantuku jika aku butuh pertolongan, walau mereka tidak bias berbahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun