Jika kita tidak mengaktifkan JR Pass kita di kantr JR di Stasiun Narita (atau Haneda), bakalan kita susah mengaktifkannya. Karena pengaktifan JR Pass hanya di stasiun-stasiun besar di kota besar seluruh Jepang. Agak ribet, jika kita tidak hafal, karena stasiun-stasiun besar di kota-kota besar, adalah stasiun yang ribet, ruwet dan berbahasa cacing, yang pastinya wisatawan akan bingung dan membuang banyak waktu untuk itu.
Sehingga, sebaiknya mengaktifkan JR Pass langsung di Stasiun Narita atau di Stasiun Haneda, sebelum naik kereta menuju tempat tujuan di Tokyo dan sekitarnya. Aku ditemani anakku Michelle, dengan dia mendorong 2 koper besarku, turun ke Stasiun Narite. Mencari kantor Japan Railway, dan seperti biasa, untuk mengaktifkan JR Pass, yaaaa mesti antre!
Seperti biasa, aku bersiap antre, sesuai dengan prosedur. Tetapi, seperti biasa juga, Jepang memang sangat tahu kebutuhan siapapun yang ada di sana. Walau tidak ada tanda atau tulisan apapun, hanya antrean saja, tetapi dengan aku duduk di kursi roda ajaibku dan aku antre bersama semua wisatawan dari mancanegara yang ada di sana, seorang petugas menghampiriku.
Dia memang tidak bisa berbahasa Inggris, tetapi dia meminta aku mengikutinya, masuk ke pintu sebelah, dan aku diminta langsung menuju sebuah ruang kosong dengan seorang penjaga khusus. Ternyata, itu adalah ruang khusus disabilitas, yang mau mengaktifkan JR Pass.
Begitulah Jepang. Dengan cepat, petugas itu mengaktifkan JR Pass-ku. Dia bisa bahasa Inggris, dan aku bebas bertanya-tanya yang aku belum mengerti. Aku mengaktifkan JR Pass-ku selama 1 minggu, beberapa hari di depan. Dan, dia juga sangat tahu kebutuhan aku sebagai wisatawan dunia.
Walau aku sudah pernah beberapa kali melakukan ini, memang tidak salah jika aku tetap mempelajari semuanya, terutama cara dan bagaimana cara masuk ke Shinkansen, dengan kursi roda ajaibku. Karena, walau disabilitas mendapat tempat yang nyaman, justru disabiiltas harus mendapatkan kenyamanan itu dengan beberapa aturan....
Huhuhu, ternyata ya...
Untuk mendapatkan kenyamanan itu, memang harus bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian! Jadiiii, karena anakku sibuk, ku harus berusaha sendiri dengan mempelajari semuanya lewat pertanyaan-pertanyaan dan membaca brosur yang beberapa di antaranya berbahasa Inggris.
Tidak sampai 15 menit setelah beberapa pertanyaan yang langsung dijawab, kami keluar dari kantor Japan Railway, sementara antrean normal, hanya bergerak 1 atau 2 orang wisatawan saja.