"Tumben", pikirku
Karena, biasanya semua titik di Jepang, termasuk di area pedesaan seperti di Funabashi Hoten, selalu terawatt dengan baik. Dan walau di tempat sepi pun, mereka pun merawat dengan sangat baik dan selalu "ramah disabilitas"
Tetapi, mengapa daerah itu tidak cukup terawat?
Aku terseok2 mengayuh kursi roda ajaibku, karena jalanan yang tidak rata dan banyak bebatuan. Walaupun kursi roda ajaibku merupakan kursi roda yang digerakkan dengan baterai, tetap saja karena permukaan jalannya sangat tidak nyaman, membuat kursi roda ajaibku sungguh terseok2 .....
Sampai di ujung pintu gerbang kuil itu, aku melongok kedalam .....
Ah ..... sepi sekali. Udara dingin memberikan efek misterius dan mistis. Ditambah, tidak ada satu orang pun disana. Dan perlahan aku masuk.
Michelle tidak mau ikutan masuk bersama ku. Lalu, pikir punya pikir, aku pun mundur untuk masuk kedalam, karena suasana yang mistis, membuat aku mulai enggan melangkah. Aku memundurkan kursi roda ajaibku, berbalik dan semakin tergesa ketika aku mendengar bunyi sesuatu .....
Tergesa2 aku memacu kursi roda ajaibku dengan speed 5, aku ngebut dan jantungku berdetak keras!
Michelle berteriak, "Maaaaa, jangan jauh2 ya" .....
Aku terus memacu kursi roda ajaibk dengan seveoar2nya sampai tiba di dekat anakku. Aku terengah2, dan pasti wajahpun memerah. Jantungku terus berdetak keras. Dan aku beristirahat sambil menenangkan pikiranku.