Baru kali ini saja, aku tidak mendapatkan referensi tentang sebuah kuil di belakang Chiba Castle. Aku pun tidak sengaja melihat kuil ini.
Begitu kami datang di bagian belakang Chiba Castle dan kami harus berjalan mengelilingi castle ini untuk bisa naik keatas, aku melihat kuil ini, sepi dan sedikit tidak terurus.
Perlahan, aku memasuki pintu gerbang kuil ini, tidak ada orang sama sekali. Angin dingin berhembus sepoi, membawa suhu dingin 11 derajat Celsius di musim semi Jepang tahun 2019 lalu .....
Chokin Buddhist Temple
Berkali2 aku mencari dip eta lewat 'Google Map' ku, susah sekali mencari sebuah titik tenang kuil ini. Berhari2 pula aku tidak menemukannya, padahal kuil itu nyata di depanku. Real. Aku berfoto dengan latar belakang kuil ini.
Tetapi aku tidak menemukan dip eta. Aku zoom pun tidak ada, sampai saat ini aku membuka peta lagi, aku bergerak terus dan akhirnya! Aku menemukannya di sebuah jalan yang aku tidak terpikir kuil ini ada disana .....
Nama yang tertulis di Google Map adalah Chokin Buddhist Temple. Pasti ini adalah sebuah kuil agama Buddha. Lokasinya benar2 di belakang Taman Inohara yang melingkupi Chiba Castle. Bersebelahan dengan area parkir.
Saat itu adalah hari Minggu di bulan akhir Maret 2019 lalu. Siang setelah makan siang, kami kesana, tetapi suasana sangat sepi. Bahkan, tidak ada satupun mobil yang parkir disana.
Suasana lingkungan itu sangat sepi. Sangat2 sepi. Hanya suara angin dingin berdesau saja. Bahkan, tidak ada satu orang pun yang datang disekitar kami berada. Entahlah, apa yang terjadi .....
Aku melihat kuil ini, cukup jauh dari batas jalan raya yang juga sepi. Dengan kursi roda ajaibku, aku mengayh menuju ke kuil itu, sebelum kami melangkah mengelilingi Chiba Castle untuk bisa masuk kesana. Dan aku hanya ditemani dengan desauan angin dan Michwlle anakku agak berjauhan dari aku.
Permukaan jalan menuju kuil itu, tidak terlalu bagus dan tidak rata. Banyak bebatuan dan tidak terawat.
"Tumben", pikirku
Karena, biasanya semua titik di Jepang, termasuk di area pedesaan seperti di Funabashi Hoten, selalu terawatt dengan baik. Dan walau di tempat sepi pun, mereka pun merawat dengan sangat baik dan selalu "ramah disabilitas"
Tetapi, mengapa daerah itu tidak cukup terawat?
Aku terseok2 mengayuh kursi roda ajaibku, karena jalanan yang tidak rata dan banyak bebatuan. Walaupun kursi roda ajaibku merupakan kursi roda yang digerakkan dengan baterai, tetap saja karena permukaan jalannya sangat tidak nyaman, membuat kursi roda ajaibku sungguh terseok2 .....
Sampai di ujung pintu gerbang kuil itu, aku melongok kedalam .....
Ah ..... sepi sekali. Udara dingin memberikan efek misterius dan mistis. Ditambah, tidak ada satu orang pun disana. Dan perlahan aku masuk.
Michelle tidak mau ikutan masuk bersama ku. Lalu, pikir punya pikir, aku pun mundur untuk masuk kedalam, karena suasana yang mistis, membuat aku mulai enggan melangkah. Aku memundurkan kursi roda ajaibku, berbalik dan semakin tergesa ketika aku mendengar bunyi sesuatu .....
Tergesa2 aku memacu kursi roda ajaibku dengan speed 5, aku ngebut dan jantungku berdetak keras!
Michelle berteriak, "Maaaaa, jangan jauh2 ya" .....
Aku terus memacu kursi roda ajaibk dengan seveoar2nya sampai tiba di dekat anakku. Aku terengah2, dan pasti wajahpun memerah. Jantungku terus berdetak keras. Dan aku beristirahat sambil menenangkan pikiranku.
Selang beberapa menit, aku meminta Michelle untuk memotretku dengan latar belakang pintu gerbang Chokin Buddist Temple. Michelle tidak mau masuk untuk memotretku di depan kuil.
Katanya, "Serem, ma" .....
Sekarang, aku tidak menemukan sama sekali referensi tentang kuil Chokin ini di internet. Sama sekali tidak ada. Padahal, selama ini untuk mendapatkan referensi untuk tulisan2ku, walau hanya sedikit pasti aku menemukannya. Tetapi, aku sudah berminggu2 tidak menemukan sama sekali referensi tentang ini .....
Jadi, yang aku dapatkan hanya sekdar foto diri dengan latar belakang kuil itu. Saang sekali, ketika aku menjadi tidak sabar untuk tidak mempostingnya.
Semoga, walau cuma sekedar perasaan2ku sewaktu aku disana yang cukup mistis, tulisan ku ini mampu memberikan sebuah makna dan inspirasi tentang sesuatu yang berbeda, dari sebuah Negara teknologi, tetapi tetap sangat mempertahankan  religiusitas, sebagai "negeri kuil" ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H