Dokumentasi pribadi
Roti2 Jepang, yang enak dan lembut dengan si penjualnya
Bertiga, kami memilih belasan roti. Hihihi .... Sedikit lapar, sih. Dan ternyata, 1 roti hanya dihargai 100Yen! Bahkan ada yang harganya 50Yen! Astaga, murahnya! Ternyata setelah Michelle ngobrol dengan si penjaga, karena tokonya sudah mau tutup, mereka mengobral roti2 itu 50% sampai 75% .....
Padahal, jika si penjaga toko roti itu (atau mungkin dia adalah salah satu pemilik toko roti itu) mau curang, kami pun tidak akan komplen jika dia menawarkan roti dengan harga yang sebenarnya, bukan? Toh, kita tidak tahu bahwa harganya di diskon besar, karena tidak ada pemberitahuannya .....Â
Sebuah sisi humanis, yang mungkin terabaikan .....
Tahu, kan? Roti Jepang yang terkenal lembut dan rasanya terkadang "lucu?"
Roti Jepang yang dihangatkan lewat microwave saat itu, kami makan dengan sangat lahap. Enak sekali, dengan bebagai rasa dan isi. Karena saat itu aku menjenguk Michelle di bulan Desember. Dingin dan semakin dingin jika sudah malam ......
***
Ini cuma sebuah intermezzo tentang detail perjalananku selalu aku bolak balik menjenguk Michelle selama 2 tahun ini. Berbagai intermezzo, akan terus aku tuliskan. Karena, Jepang bukan hanya sebuah negara yang sekarang ini sedang diminati oleh warga dunia saja, tetapi Jepang mempunyai sisi2 yang unik dan sangat menarik.
Dan karena anakku tinggal disana, aku mempunyai kesempatan besar untuk menggali sisi2 humanis dari salah satu negara termahal di dunia, lewat tulisan.....