Sehingga Michelle tidak perlu memakai mantel tebal karena dia memakai kebaya cantik berwarna merah, yang aku bawakan dari Jakarta. Michelle berjalan2 sekitaran kota Shin Yahashira seelah prosesi wisuda, berlenggak lenggok denan kebaya merahnya, dan percaya diri ketika melintas di kota itu, dan membusungkan dadanya ketika banyak lelaki muda melirik dan mengamatinya ......
Stasiun Shin Yahashira memag bukan stasiun besar, tetapi tetap lebih besar dari stasiun Funabashi Hoten, tetapi jauh lebih besar dari stasiun Funabashi.
2 pintu masuk, sedikkit membuat kami bingung karena Michelle pun belum pernah kesana. Dan kami mencari jalan dari stasiun ke ballroom lewat Googe Map. Sebenarnya, dari stasiun Shin Yahashira ke ballroom, cukup jauh. Berjalan kaki sekitar 14 menit, seharusnya naik bus seperti teman2nya. Tetapi kami memang sengaja berjalan kaki untuk menikmati suasana hangat pagi dengan langit biru .....
Shin Yahashira memang bukan sebuah kota besar, tetapi lebih besar daripada kota Michelle, Funabashi Hoten. Shin Yahasira masih mempunyai fasilitas2 umum seperti shopping street, jalan2 kecil dan nyaman dengan pedestrian2 asri walau kecil.
Fasilitas disabilitas nya pun ok banget, dengan ramp2 untuk naik atau turun karena sepertinya kota ini agak berbukit2.Dari stasiun ke ballroom sepertinya harus menyeberangi highway dan rel kereta, tetapi kami nyaman2 saja dengan aku diatas kursi roda, tanpa harus berhenti karena permukaan jalan yang tidak rata.Sungguh, kota ini indah sekali, berbaur dengan suasana hati kami untuk menyambut wisuda Michelle dan teman2nya .....**Berjalan 14 menit santai meang cukup dekat tetapi dengan selop tinggi yang dipakai Mchelle, membuat kakinya sedikit kelelahan. Tetapi dengan bercanda dan ketawa ketiwi, kami melakukannya dengan sangat bahagia.