Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Shin Yahashira, Kota Kecil Cantik di Prefektur Chiba

14 April 2019   19:25 Diperbarui: 15 April 2019   15:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Shin Yahashira di Chiba, kota kecil yangt cantik! Pohon2 meranggas ini adalah pohon cherry yang akan berbunga Sakura ......

Ternyata, memang tidak banyak yang menuliskan tentang Chiba, hanya  beberapa tempat wisata saja. Itupun hanya sedikit sekali referensinya.

Ketika anakku wisuda di Shin Yahashira Ballroom besar pun, kota Shin Yahashira tidak ada tersebut sama sekali di internet, apalagi ballroom nya. Yang ada adalah Shin Yahashira Station saja. Padahal, banyak sekali yang aku lihat dan ingin kuceritakan selama kai ada di Shin Yahashira.

Oklah .... Aku akan menuliskan apa yang aku tahu, sambil mencari2 lagi dan menunggu balasan LINE ku dengan Michelle yang menanyakan banyak tulisan2 kanji di beberapa foto yang kujepret waktu disana .....

Shin Yahashira, adalah sebuah kota kecil yang berada di perfekture Chiba, sekitar 4 stasiun dari Funabashi Hoten kearah Chiba. Tidak jauh, dan ternyata kota Shin Yahashira sangat cantik!

Hari itu, tanggal 20 Maret 2019 lalu, Michelle di wisuda disana. Kami bersiap sejak subuh karena Michelle harus berdandan cantik karena dia akan naik panggung untuk menerima penghargaan sebagai salah satu ulusan mahasiswa dengan nilai terbaik!

Lihat tulisanku Seorang Putri Indonesia "Menaklukkan" Jepang dengan Mimpi dan Prestasinya.

Hari itu, matahari bersinar cerah, cerah sekali! Biasanya bahkan sampai aku pulang di akhir bulan Maret 2019 lalu, suhu udara masih belasan derajat Celcius bahkan masih sering dibawah 10 derajat Celcius, hari itu suhu udara di Shin Yahashira berada di titik 20 derajat Celcius dengan matahari bersinar cerah sekali!

Puji Tuhan .....

Sehingga Michelle tidak perlu memakai mantel tebal karena dia memakai kebaya cantik berwarna merah, yang aku bawakan dari Jakarta. Michelle berjalan2 sekitaran kota Shin Yahashira seelah prosesi wisuda, berlenggak lenggok denan kebaya merahnya, dan percaya diri ketika melintas di kota itu, dan membusungkan dadanya ketika banyak lelaki muda melirik dan mengamatinya ......

20190320-095558-5cb325b6a8bc152e2f440dc2.jpg
20190320-095558-5cb325b6a8bc152e2f440dc2.jpg

20190320-095055-5cb325ed95760e37175181f3.jpg
20190320-095055-5cb325ed95760e37175181f3.jpg
Michelle dan teman2nya seangkatan yang akan di wisuda di Hall of Forest 21 di Shin Yahashira, Chiba. Suhu udara 20 derajat Celcius, sehingga kebaya dan jarit batik merah khas Indonesia, berkibar di Jepang .....

Stasiun Shin Yahashira memag bukan stasiun besar, tetapi tetap lebih besar dari stasiun Funabashi Hoten, tetapi jauh lebih besar dari stasiun Funabashi.

2 pintu masuk, sedikkit membuat kami bingung karena Michelle pun belum pernah kesana. Dan kami mencari jalan dari stasiun ke ballroom lewat Googe Map. Sebenarnya, dari stasiun Shin Yahashira ke ballroom, cukup jauh. Berjalan kaki sekitar 14 menit, seharusnya naik bus seperti teman2nya. Tetapi kami memang sengaja berjalan kaki untuk menikmati suasana hangat pagi dengan langit biru .....

20190320-100744-5cb325efcc52830365750302.jpg
20190320-100744-5cb325efcc52830365750302.jpg

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
                             Kota kecil Shin Yahashira yang cantik, dengan sedikit mobil serta pohon cherry yang nantinya akan berbunga Sakura .....

20190320-095135-5cb326293ba7f76b14282e22.jpg
20190320-095135-5cb326293ba7f76b14282e22.jpg

20190320-100407-5cb326363ba7f74d75259224.jpg
20190320-100407-5cb326363ba7f74d75259224.jpg
Hampir semua pohon cherry yang akan berbunga Sakura. Dengan perumahan mungil nya .....

Shin Yahashira memang bukan sebuah kota besar, tetapi lebih besar daripada kota Michelle, Funabashi Hoten. Shin Yahasira masih mempunyai fasilitas2 umum seperti shopping street, jalan2 kecil dan nyaman dengan pedestrian2 asri walau kecil.

Fasilitas disabilitas nya pun ok banget, dengan ramp2 untuk naik atau turun karena sepertinya kota ini agak berbukit2.Dari stasiun ke ballroom sepertinya harus menyeberangi highway dan rel kereta, tetapi kami nyaman2 saja dengan aku diatas kursi roda, tanpa harus berhenti karena permukaan jalan yang tidak rata.Sungguh, kota ini indah sekali, berbaur dengan suasana hati kami untuk menyambut wisuda Michelle dan teman2nya .....**Berjalan 14 menit santai meang cukup dekat tetapi dengan selop tinggi yang dipakai Mchelle, membuat kakinya sedikit kelelahan. Tetapi dengan bercanda dan ketawa ketiwi, kami melakukannya dengan sangat bahagia.

20190320-064852-5cb3262dcc52830e8079e392.jpg
20190320-064852-5cb3262dcc52830e8079e392.jpg
Menyeberang highway, tetap ada pedestrian yang sangat nyaman dan ramah disabilitasSetelah menyeberangi highway, kami sudah memasuki sebuah taman cantik yang luas dan banyak terdapat pohon cherry yang akan mekar berbunga Sakura. Sayang, waktu itu bunga Sakura belum mekar. Sebenarnya, bukan taman sih tetapi 'hutan kota' dengan pohob2 besar yang menaunginya. Taman itu disebut Chuhorigome Park. 

20190320-065621-5cb3267795760e28b147df83.jpg
20190320-065621-5cb3267795760e28b147df83.jpg


20190320-065506-5cb32650cc528363876fdd92.jpg
20190320-065506-5cb32650cc528363876fdd92.jpg
Ujung selatan Chuhorigome Park, berseberangan dengan Hall of Forest 21, Shin Yahashira, Chiba

20190320-114605-5cb3269595760e53ee1eadf2.jpg
20190320-114605-5cb3269595760e53ee1eadf2.jpg
 

Dengan latar belakang Chuhorigome Park

 

Di ujung selatan Chuhorigome Park, itulah ballroom besar untuk tempat wisuda sekitar 1200 mahasiswa angkatan Michelle sejak 2 tahun lalu, dari seluruh dunia .....

 

Ballroom ini disebut Hall of the Forest 21. Sebuah ballroom cantik dan modern, dan sering digelar peran2 seni Jepang.

 

Mulai memasuki Ballroom ini, suasana sangat berbeda. Dari stasiun Shin Yahashira sebuah kota kecil yang sibuk warga local cepat2 untuk bekerja, sebuah kota kecil yang rutinitasnya jelas sekali, berjalan sntai menuju Chuhorigome Park, menyeberangi highway, dan suasana depan taman ini, wuuihhhh ...... berbeda sekali! 

Dari permukaan jalan standard Jepang di kota, masuk ke depan taman dengan con-bolck nyaman yang sangat rata dan nyaman untuk kursi roda, langit biru dan suasana hati yang bahagia, sungguh suatu hari yang sangat indah ..... 

Hari masih pagi. Kami berangkat dari apartemen Michelle di Funabashi Hoten jam 7.30 dan kami sudah sam[ai disna sekitar jam 9.00 pagi. Padahal, acara tersebut dimulai jam 10.00. Sehingga, aku masih punya waktu untuk sedikit melihat2 dan mengamati ballroom besar ini, sebelum selesai seremoninya. 

Hall of the Forest 21, berada tepat di ujung selatan taman Chuhorigome Park, berseberangan. Dibatasi dengan jalan utama yang cukup besar, walau tidak terlihat satu pun mobil.

20190320-093719-5cb32667cc5283109a5c6512.jpg
20190320-093719-5cb32667cc5283109a5c6512.jpg
 

Hall of Forest 21, tempat Michelle di wisuda .....

Jepang memang mendidik warganya untuk tidak memakai mobil pribadi. Seperti Michelle saja, dia memilih jalan kaki setelah keluar dari stasiun, dibanding dengan bus umum. 

Warga Jepang memilih naik kereta, karena kereta Jepang adalah system perkeretaapian yang terbaik di seluruh dunia! Bahkan ketika aku bertemu dengan salah satu teman dari Indonesia tetapi sudah tinggal di Jepang karena menikan dengan perempyan Jepang puluhan tahu lalu, beliau memilih tidak mempunyai mobil pribadi. 

Beliau selalu naik kereta kemanapun, karena menurut warga Jepang, mempunyai mobil adalah sama saja dengan "bunuh diri!" 

Mobilmya sendiri sih, tidak mahal karena buatan dalam negeri Jepang. Tetapi dengan aturan2 serta pajak2nya bahkan parkirya, itu lah yang membuat mobil menjadi sangat "mahal". 

Kembali lagi, walau kota Shin Yahashira cukup padat dengan rutinitasnya di pagi hari, tetapi warga kotanya berderet2 dan antri untuk naik kereta atau bus umum. Sehingga, jalan2 mobil yang tetap disediakan ole pemerintah, sngat sepi. Bahkan, kami bisa berfoto2 di tengah jalan, walau harus tetap berhati2 ..... 

Shin Syahashira, tunggu .... 

Kami akan sedikit mengeksplore setelah seremoni wisuda Michelle ..... 

Sebelumya : 

Seorang Putri Indonesia "Menaklukkan" Jepang dengan Mimpi dan Prestasinya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun