Dari berjalan2 di taman2 sekitar Funabshi Hoten, kami mulai masuk ke perkotaan, sebelum kea rah stasiun. Dan ternyata ada fenomena yang membuat aku sekamin seding dan sungguh kecewa, walau sangat wajar bagi warga Jepang ......
Apartemen Michelle waktu itu, berada sekitar 30 menit berjalan kaki dari Stasiun Funabashi Hoten, dan melewati sebuah pacuan kuda nasional, Arena Pacuan Kuda Nakayama.
Lihat tulisanku, Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten
Ketika kami melewat pacuan kuda itu, da fenomena 'aneh'. Kutanya Michelle, "Ada apa?"
Dia tidak tahu. Tetpi ketika ada beberapa kertas kecil yang terjatuh di area itu, Michelle mengambilnya dan tahu lah dia karena bisa membaca kulitas kanjinya, itu kertas taruhan untuk pacuan kuda .....
Astagaaaaa ......
Bagi warga jepang sendiri, yang memang Hari Natal adalah seperti hari2 biasa, tentu tidak aneh, ketika hari itu diselenggarakan pacuan kuda nasional, yang dengan taruhan2 secara legal. Mereka datang berbondog2 dengan baju2 tebal hitam. Resmi. Bagi bapak2 yang terlihat matang, wajah tegar terkesan sebagai orang berduit, dengan pasangannya, ibu2 cantik dengan manel hitam juga, denganberbagai perhiasan, bergandengan tangan.
Ada yang membawa mobil2 mewah, dan ada yang berjalan kali dari Stasiun Funabashi Hoten. Karena aku tahu, bahwa walaupun mereka berduit, banyak dari mereka tidak mau bermobil. Mereka lebih memilih naik kereta. Jadi, komunitas pecinta pacuan kuda jepang, hari itu di Hari Natal 25 Desember 2017, berbondong2 untuk melihat dan memasang taruhan ......
 Wajah2 itu terlihat sumringah. Bergembira. Berbahagia. Warga jepang, yang pada hari itu, Hari Natal taggal 25 Desember 2017, yang pas tepat di Hari Minggu, sangat wajar mereka melepas penat akhir tahun, untuk "berpesta pora", pasang taruhan bersama teman2nya ......
 Tinggal kami, berdiri dengan sedih. Memandang mereka. Ada kegembiraan disana, dan kami berdua, memandang dengan sedih.