Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa di Stasiun Tokyo? [Bagian 1]

4 Mei 2018   11:01 Diperbarui: 4 Mei 2018   11:13 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan stasiun Tokyo, dengan desain dingin klasik alami, memakai batu bata merah cantik! || www.daylimail.co.uk

Tetapi, berkeliling duna di atas kursi roda? Rasanya mustahil .....

Nah ..... setelah anakku pindah ke Tokyo untuk kuliah dan bekerja disana sejak tahun 2017 lalu, aku memastikan akan kesana minimal 3x setahun. Kangen anakku .... Huhuhu ..... dan jika kangen itu membuat aku galau dan stress. Sehingga, aku sekarang menyibukkan diri untuk menabung terus. Dan aku sudah 4x dalam 1 tahun ini, bolak balik kesana. Bukan seperti orang kaya (bolak balik ke Jepang), tetapi seperti seorng ibu yang sangat merindukan anaknya .....

Bulan April 2018 kemarin, aku sempat ke Ginza, Cuma sekedar jalan2 saja krena aku tahu, Ginza Cuma hanya bisa atau boleh lihat saja. Hahaha ..... karena harga barang2 disana bid=sa membuat kita gulung tikar ......

Ya, Ginza adalah distrik mewah komersial. Semua merk dunia ada disana. Jika New York punya Mahattan dengan toko2 mewahnya, Los Angeles punya Beverly Hills dan Paris punya Champs Ellyessee, Tokyo punya Ginza.

Dari apartemen anakku di Funabashi Hoten sebebanrnya aku ke Euno Park tapi setelah mau pulang mampir ke Ginza. Sebenarnya, ga perlu mampir Ginza jika langsung dari Euno Park. Tetapi karena mampir, pulangnya lah yang ribet. Karena aku pake kursi roda, petugas stasiunnya berpikir, bahwa kita butuh keret cepat subway (warna biru) sampai Funabashi Hoten. Sehingga, dibawa lah transit lewat Stasiun Tokyo .....

Disnilah drama dmulai ..... hihihi ......

Pelayanan petugas stasiun sangat ramah. Jika naik kereta di Tokyo aku harus minta tolong petugas stasiun untuk membawakan ramp mobile untuk naik turun kurai roda ajaibku. Karena ntara pinggiran peron dan penggiran kereta, ada space cukup besar dan tinggi (di beberapa tempat), sehingga aku butuh ramp mobile.

Dan aku akan dijemput oleh petugas yang lain di stasiun tujuan, karena mereka harus berkoordinasi lewat telpon.

Ketika aku dari Giza harus transit ke Stasiun Tokyo dan ke kereta menuju Funabashi Hoten, aku dijemput petugas stasiun. Mereka ramah dan bicara banyak. Tetapi karena mereka berbahasa Jepang, aku hanya tersenyum2 saja, kan? Kami cukup saling tersenyum saja, hihihi .....

Terlihat, lobby utama stasiun Tokyo denan kubah besar, khas bangunan2 Eropa. Klasik yang menawan || www.shutterstock.com
Terlihat, lobby utama stasiun Tokyo denan kubah besar, khas bangunan2 Eropa. Klasik yang menawan || www.shutterstock.com
 2 orang petugas stasiun, yang 1 laki2 besar bawa ramp mobile nya dan yang satu lagi, perempuan kecil yang ngoceh ga jelas bahasa Jepang. Sepertinya, dia menjelaskan tentang Stasiun Tokyo, yang memang sangat besar dan mewah, seperti stasiun2 kereta di Eropa! Cantik!

Tetapi .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun