Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa di Stasiun Tokyo? [Bagian 1]

4 Mei 2018   11:01 Diperbarui: 4 Mei 2018   11:13 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba lihat, betapa megaw dan mewahnya stasiun Tokyo ini. Yang terletak di distrik perkantoran mewah di Marunouchi dan bersebelahan dengan distrik komersial yang juga merah, Ginza!

***

Awalnya, stasiun Tokyo itu adalah stasiun yang terbesar dan tersibuk di Jepang. Karena stasiun ini adalah sangat megah, dengan arsitektur klasik, dan sudah ada jauh2 hari dari stasiun2 yang lainnya di Tokyo.

Stasiun Tokyo berada di pusat perkantoran mewah di Tokyo, distrik Marunouchi. Yang aku baca ternyata, stasiun Tokyo ini merupakan titik awal dan titik akhir kebanyakan kereta shinkansen yang beroperasi di jepng. Juga merupakan stasiun yang sangat penting untuk banyak jalur kereta local dan kereta subway (kereta bawah tanah).

Tuh, kan .....

Terlihat sebuah stasiun yang megah, tetapi ternyata stasiun Tokyo ini BUKAN yang terbesar, tetapi hanya terbesar kedua, disbanding dengan Stasiun Shinjuku. Semetara stasiun tersibuk di Tokyo bahkan seluruh Jepang adalah stasiun Shinjuku dan stasiun Ikubukuro.

Namanya juga "stasiun Tokyo", dimana nama itu mempresentasikan sebuah stasiun di tengah2 kota Tokyo. Dan karena ini berada di distrik mewah Marunouchi, stasiun ini sangat dekat dengan Istana Kekasirahan Jepang dan Ginza, distrik super mewah untuk komersial.

Posisi stasiun Tokyo ditengah2 perkantoran mewah. Istana kekaisaran Tokyo, berada di sebelah area ini || www.japanguide.com
Posisi stasiun Tokyo ditengah2 perkantoran mewah. Istana kekaisaran Tokyo, berada di sebelah area ini || www.japanguide.com
Distrik perkantoran mewah Marunouchi || www.daylimail.co.uk
Distrik perkantoran mewah Marunouchi || www.daylimail.co.uk
***

Ngomong-ngomong, tentang ke Ginza, aku punya pengalaman menarik di stassiun Tokyo ini. Gini ceritanya :

Selama aku sebagai penyandang disabilitas lumpuh tubuh kanan karena terserang stroke dan berada di atas kursi roda sejak tahun 2010, aku sudah keliling ke 3 benua. Keliling Eropa, Amerika dan Asia, khususnya Singapore dan Jepang.

Semuanya berada di kursi roda. Waktu masih sehat, mungkin tidak akan terpikir bagaimana aku bisa melakukuannya diatas kursi roda. Berkeliling dunia dengan 2 kakiku, rasanya sangat menyenagkan sejak aku bisa menghasilkan uang sendiri.

Tetapi, berkeliling duna di atas kursi roda? Rasanya mustahil .....

Nah ..... setelah anakku pindah ke Tokyo untuk kuliah dan bekerja disana sejak tahun 2017 lalu, aku memastikan akan kesana minimal 3x setahun. Kangen anakku .... Huhuhu ..... dan jika kangen itu membuat aku galau dan stress. Sehingga, aku sekarang menyibukkan diri untuk menabung terus. Dan aku sudah 4x dalam 1 tahun ini, bolak balik kesana. Bukan seperti orang kaya (bolak balik ke Jepang), tetapi seperti seorng ibu yang sangat merindukan anaknya .....

Bulan April 2018 kemarin, aku sempat ke Ginza, Cuma sekedar jalan2 saja krena aku tahu, Ginza Cuma hanya bisa atau boleh lihat saja. Hahaha ..... karena harga barang2 disana bid=sa membuat kita gulung tikar ......

Ya, Ginza adalah distrik mewah komersial. Semua merk dunia ada disana. Jika New York punya Mahattan dengan toko2 mewahnya, Los Angeles punya Beverly Hills dan Paris punya Champs Ellyessee, Tokyo punya Ginza.

Dari apartemen anakku di Funabashi Hoten sebebanrnya aku ke Euno Park tapi setelah mau pulang mampir ke Ginza. Sebenarnya, ga perlu mampir Ginza jika langsung dari Euno Park. Tetapi karena mampir, pulangnya lah yang ribet. Karena aku pake kursi roda, petugas stasiunnya berpikir, bahwa kita butuh keret cepat subway (warna biru) sampai Funabashi Hoten. Sehingga, dibawa lah transit lewat Stasiun Tokyo .....

Disnilah drama dmulai ..... hihihi ......

Pelayanan petugas stasiun sangat ramah. Jika naik kereta di Tokyo aku harus minta tolong petugas stasiun untuk membawakan ramp mobile untuk naik turun kurai roda ajaibku. Karena ntara pinggiran peron dan penggiran kereta, ada space cukup besar dan tinggi (di beberapa tempat), sehingga aku butuh ramp mobile.

Dan aku akan dijemput oleh petugas yang lain di stasiun tujuan, karena mereka harus berkoordinasi lewat telpon.

Ketika aku dari Giza harus transit ke Stasiun Tokyo dan ke kereta menuju Funabashi Hoten, aku dijemput petugas stasiun. Mereka ramah dan bicara banyak. Tetapi karena mereka berbahasa Jepang, aku hanya tersenyum2 saja, kan? Kami cukup saling tersenyum saja, hihihi .....

Terlihat, lobby utama stasiun Tokyo denan kubah besar, khas bangunan2 Eropa. Klasik yang menawan || www.shutterstock.com
Terlihat, lobby utama stasiun Tokyo denan kubah besar, khas bangunan2 Eropa. Klasik yang menawan || www.shutterstock.com
 2 orang petugas stasiun, yang 1 laki2 besar bawa ramp mobile nya dan yang satu lagi, perempuan kecil yang ngoceh ga jelas bahasa Jepang. Sepertinya, dia menjelaskan tentang Stasiun Tokyo, yang memang sangat besar dan mewah, seperti stasiun2 kereta di Eropa! Cantik!

Tetapi .....

Ternyata aku dibawa berjalan jauhhhhh sekali. Naik turun lewat lift. Berputar2 sampai harus masik ke bagian service! Di kantor stasiun yang besar dengan pegawai2 yang menatap lucu, karena aku bisa dibawa kesana ..... hahaha .....

www.tokyostationmap.com
www.tokyostationmap.com
 

Mungkin transit di stasiun Tokyo ini, hamper 1 jam! Aku benar2 tidak mengerti, mengapa sangat jauh. Karena selama ini jika harus transit ke stasiun Shinjuku, sepertinya tidak selama ini. Mau bertanya, mereka ga bisa berbahasa Inggris, aku benar2 penasaran!

Pintu masuk dan keluar, serta petunjuk arah hijau, selalu terpampang dimana2. Jika stasiun2 besar, ada bahasa Inggrisnya. Tetapi, jika stasiun kecil seperti Funabashi Hoten, bahasa inggrisnya kurang sekali ...
Pintu masuk dan keluar, serta petunjuk arah hijau, selalu terpampang dimana2. Jika stasiun2 besar, ada bahasa Inggrisnya. Tetapi, jika stasiun kecil seperti Funabashi Hoten, bahasa inggrisnya kurang sekali ...

Pintu masuk dan keluar, serta petunjuk arah hijau, selalu terpampang dimana2. Jika stasiun2 besar, ada bahasa Inggrisnya. Tetapi, jika stasiun kecil seperti Funabashi Hoten, bahasa inggrisnya kurang sekali ... || www.dailymail.co.uk
Pintu masuk dan keluar, serta petunjuk arah hijau, selalu terpampang dimana2. Jika stasiun2 besar, ada bahasa Inggrisnya. Tetapi, jika stasiun kecil seperti Funabashi Hoten, bahasa inggrisnya kurang sekali ... || www.dailymail.co.uk
Kupikir, mungkin petugasnya memang tidak biasa mengantar disabled dank e arah Chiba, kampong Funabashi Hoten, lagi! Mungkin petugasnya, tidak tahu Funabashi Hotrn itu dimana? Hihihi .... Iya kan?

Terbukti, jika aku pulang dari jalan2 di seputar Tokyo dan maubalik ke Funabashi Hoten, banyak petugas yang selalu membuka "catatan rahasia mereka" , atau bertanya kepada petugas yang lainnya.

Hahaha ..... anakku memang hebat! Mencari kampung yang tersembunyi, dan tidak banyak yang tahu ..... hihihi .....

Tetapi, ketika aku berjalan lagi menuju Roppongi dan harus transit ke Stasiun Tokyo lagi, ternyata memang aku juga diantar berputar2 sampai hamper 1 jam juga untuk bisa sampai kereta dengan tujuanku! Astgaaaaa ..... ada apa dengan Stasiun ini ya? Hahaha .....Stsiun Tokyo ini memang sangat terlihat mewah jaman lama, dan ke-kalsik-an nya sangat terpancar dengan kemewahannya. Dan sampai sekarang, stasiun ini tetap mempertahankan sebagai bangunan klasik dengagn cirri khas batu bata merahnya.

Tampak depan stasiun Tokyo, dengan desain dingin klasik alami, memakai batu bata merah cantik! || www.daylimail.co.uk
Tampak depan stasiun Tokyo, dengan desain dingin klasik alami, memakai batu bata merah cantik! || www.daylimail.co.uk
 Secara keseluruhan, stasiun Tokyo hanya mempunya 2 lapis atau 2 lantai peron atau platform diatas tanah dan 2 eron dibawah tanah. Berbeda dengaan stasiun Shinjuku yagn punya 6 lantai diatas tanah dan 7 lantai dibawah tanah. Itu pun yang aku tahu, ya!

Khusus untuk ke Tokyo Disneyland, stasiu Tokyo melayani warga naik kereta langsung di lantai 2 bawah tanah, dengagn Keiyo Line. Stasiun ini juga melayani 2 perusahaan besar untuk system perkeretaan Jepang, yaitu JR Line milik pemerintah dan Tokyo Metro Subway, milik swasta, yang berintergrasi dengan sangat baik!

Catatan :

Karena aku selalu diantar dan dipandu oleh petugas stasiun dimanapun, karena aku di atas kuris roda, tetapi aku menggunakan kursi roda elektrikku, sehingga aku tidak bisa memotret selama berjalan jauh di stasiun. Ingat, aku hanya memakai tangan kiriku saja untuk mengendarai kursi rda elektrikku, dan tangan kananku lumpuh ....].

Sayang sekali, aku ga bisa memotret bagian service stasiun ini. Besar dan ribet! Hihihi ...... sangat menarik bagi seorang Christie yang arsitek kepo ...... Hahaha ......

Catatan lagi :

Kira2 jika aku sehat dan tidak memakai kursi roda, berarti tidak minta bantuan panduan dari petugas stasiun, aku nyasar, ga? Hihihi ….. ga janji dehhhh ……

Cerita tentang stasiun Tokyo, maih berlanjut di artikel2ku selanjutnya, ya ......

 

Sebelumnya :

 

Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200  Pintu Keluar!

 

Perbedaan Antara Japan Rail (JR) dengan Tokyo Metro 

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga Murah dengan "Bullet Train" 

Dimana-mana Ada "Hachiko" 

Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" saja 

"Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan Manusia 

Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri 

Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun Lalu 

Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring" 

Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi 

Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree 

Ada Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTree 

Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa' 

"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang 

Dunia Wisata "Tokyo SkyTree" 

Sumida River di Asakusa,  Area Terbesar Wisata di Tokyo 

'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park 

"Samurai" di Ryogoku Park 

Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas 

Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang 

"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun 

Menikmati Kehidupan di Ryogoku 

"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang 

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga [Murah] dengan "Bullet Train" 

Travelling di Jepang adalah 70% Kereta 

Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo
 

Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku' 

Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang 

Funabashi, Konsep Kota Ideal  

Beranjak ke Kota Funabashi 

Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten 

"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan 

"Negeri Impian" Funabashi Hoten  

Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten? 

'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian 

Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit" 

Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi 

'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh 

Mengapa Chiba? 

Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun