Tetapi, Michelle sangat antusias dengan berdiskusi dengan mahasiswa2 dan petugas2 kampus terbuka ini, tentang robot dan desainnya. Detail sekali dia bertanya, bahkan mencoba banyak aplikasi2 yang ditawarkan pada kampus terbuka ini.
Selebihnya, michelle sangat atraktif untuk mencoba semua robotic ini. Menarik sekali. Dan aku justru lebih tertarik dengan cara Michelle berdiskusi dengan mahasiswa dan karya2 robotnya, dengan berbahasa Jepang .....
Ya, bahasa Jepang itu mempunyai dialek yang berbeda dan aku sering terkagum2 jika mendengar Michelle berbahasa Jepang dengan 'native speaker'. Apalagi dengan mahasiswa Jepang yang pintar.
Salah satu dosen, yang diskusi dengan Michelle berbahasa Jepang
Dibagian lain, ada beberapa kelas terbuka, dengagn mengandalan technology. Mahasiswa atau dosen2nya mengajarkan untuk umum, tentang robot, atau alam dengan layar interaktif. Juga ada beberapa kelas untuk anak2 dengan permainan2 interaktif technology, supaya anak2 tertarik untuk nantinya belajar tentang teknologi.
Sebuah langkah awal untuk menjadikan Jepang sebagai salah satu Negara terbesar technology di dunia! Dan aku sangat mengapresiasianya, terlepas dahulu mempunyai hubungan jelek dengan Negara kita .....
Kampus Terbuak Chiba Institute of Technology ini, berada di lantai 9 Solamachi SkyTree, bersanding dengan museum postal. Tanpa saling mengganggu, masing2 berlomba untuk mengajak, mencari dan mengedukasi masyarakat, khususnya bagi turis2 lokal maupun internasional yang ke SkyTree, untuk memberikan pemikiran2 baru tentang teknologi.
Yang akhirnya, teknologi bisa menjadi "sesuatu", yang mampu memudahkan kuta sebagai manusia untuk melakukan aktifitas sehari2.
Jika Chiba Institute of Technology ini bisa melakukansesuatu dengan "out of the box", mungkinkan ITB, UI atau UGM, universitas2 kebanggaan Indonesia, melakukannya juga? Tentu dengan pemikiran2 yang berbeda, sesuai dengan Negara kita ......
Sebelumnya :
- Ada Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTree
- Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'
- "Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang
- Dunia Wisata "Tokyo SkyTree"
- Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di Tokyo
- 'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park
- "Samurai" di Ryogoku Park
- Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas
- Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang
- "Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun
- Menikmati Kehidupan di Ryogoku
- "Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang
- Travelling di Jepang adalah 70% Kereta
- Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo - Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'
- Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang
- Funabashi, Konsep Kota IdealÂ
- Beranjak ke Kota Funabashi
- Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten
- "Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
- "Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
- Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
- 'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
- Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
- Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi
- 'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
- Mengapa Chiba?
- Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....