Bahkan, ibuku sangat kawatir, dan ketika beliau dan Dennis mengantarku ke bandara pada tangggl 15 Desember 2017 ke Tokyo Narita, beliau menangis dan Dennis memelukku erat2, yang ku terjemahkan dengan kekawatiran yang berlebihan.
Aku hanya memeluk mereka dengan senyuman, dan menjawab beribu pertanyaan tentang ini, dengan 1 jawaban saja, "Jangan takut, akan selalu ada Tuhan yang menjagaku ....."
Dan itulalah yang mengawaliku, berdiri dengan kakiku sendiri, mandiri bersama Tuhan, mengawali perjalananku sendiri bersama NYA, untuk menengok Michelle di Jepang, selama 2 minggu ......
***
Walau aku tahu bahwa Tuhan terus dan selalu mendampingiku, tetapi bukan tanpa masalah. Bukan juga tanpa perjuangan, mentang2 Tuhan ada. Semuanya membutuhkan proses. Minimal, aku berproses lewat hatiku. Ini adalah pengalaman spiritualku.
Pertama kali aku berjalan bersama Tuhan, sebenar2nya dan senyata2nya, hanya aku yang ditemani dengan kursi roda ajaibku saja, secara fisik. Walau kadang2 Michelle atau teman2nya menemaniku, tapi itu hanya beberapa saat saja, karena mereka harus kuliah dan bekerja ......
Tulisan2ku berikutnya adalah semua pengalaman2 dan perjanganku selama "berjalan bersama Tuhan", sendirian, dengan kursi roda ajaibku.
Sebelumnya :
Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang