Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda "Ajaibku"

29 Januari 2018   09:25 Diperbarui: 29 Januari 2018   10:14 2083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku di Funabashi Hoten, Jepang. Diatas kursi roda 'ajaibku'. Dokumentasi pribadi.

Lihat tulisanku,

Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, Dengan Separuh Tubuh Lumpuh .....

Menuju Amsterdam... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh.....

 Tahun 2015, aku sibuk dengan even2ku, berpameran dan pelayanan serta launching buku2ku, sehingga baru tahun 2016 aku pergi lagi ke Singapore, Juni 2016 dan ke Amerika Desember 2016, yang ketika pulang pesawatku dirajam badai dari utara benua!

Dan ketika anakku, Michelle mendapat kesempatan Berkat dari Tuhan untuk melanjutkan belajar di Jepang, tahun 2017 bulan Agustus, aku dengan Dennis kakaknya, berksempatan menengok Michelle ke Tokyo dan sekitarnya.

Tetapi sekali lagi, ketika Dennis semakin sibuk dengan kuliah2nya dan tugasnya, sebagai seorang mama yang melepas Michelle berjuang menempuh pendidikannya di Jepang sendirian, membuat hatiku sering dan selalu galau. Sehingga aku merencanakan untuk minimal 3x dalam setahun aku akan menjenguk Michelle dan menemaninya. Memberikan kehangatan sebagai mamanya, dan menyiapkan segelas susu dan setangkap roti bagi nya pagi, sebelum dia berangkat kuliah.

Ketika aku mengajak Dennis untuk ke Jepang lagi dan bersama merayakan Natal disana bersama Michelle, dia menolak karena Desember adalah musim kumpul tugas dan awal tahun 2018 setelah selesai libur Tahun Baru, dia harus ujian. Jadi, memang agak susah untuk membagi waktunya antara menemaniku menengok Michelle di Jepang, dengan tugas2 dan belajarnya.

Aku sangat mengerti tentang itu, sehingga aku berpikir "out of the box", bagaimana caraku untuk ke Jepang tanpa menyusahkan orang lain, termasuk anak2ku. Dan akhirnya, keputusanku sudah bulat bahwa aku harus menjalankannya sendirian, dengan ditemani oleh kursi roda 'ajaibku' ......

Ke Jepang, sendirian?

Aku sudah pernah merasakannya. Bukan hanya ke Jepang saja, tetapi keliling Eropa dan keliling Amerika, beerapa kali SENDIRIAN, baik karena memang masih sendiri sebelum menikah, atau karena tugas dari kanor yang harus aku lakukan sendirian. Tetapi tidak sekarang, sebagai seorang pasca stroke dengan tubuh lumpuh sebelah kanan, dan pemakai kursi roda!

Pro-kontra antara anak2ku sendiri, sahabat2ku bahkan teman2 di sosmed. Memicu cibiran demi cibiran. Tetapi seperti yang aku tuliskan di atas sebelumnya, semakin aku di ejek dan di cibir, semakin aku bertekad mematahkan cibiran mereka, bahwa AKU BISA, walau hanya dengan tubuh lumpuh sebelah kanan, diatas kursi roda .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun