Aku hanya menjawab,
"Memang buka salah Pemprov, pak. Saya hanya bisa katakana bahwa bukan hanya masalah fisik Jakarta saja yang harus dibenahi, tetapi juga masalah2 jiwa2 warga Jakarta, yang harus dibenahi! Reformasi Jakarta itu awalnya harus dari warga kota dulu. Membenahi pemikiran warga kota.
Mind set nya harus diatur ulang. Bahwa Jakarta itu adalah temat tinggal kita, dimana sebagai warga kota, kita harus berusaha untuk memberikan ruang yang nyaman bagi tempat tinggal kita. Bukan malah menghambatnya, dengan saling tuduh bahkan saling mencelakai ....."
Atau juga ketika moderator bertanya tentang polusi di Jakarta, bukan sekedar polusi karena asap dan debu, bukan juga hanya sekedar kebisingan dan bau saja, tetapi ada yag lebih besar dari itu adalah, kesewenang2an memangun pabrik beton atau batching plan di perkotaan!
Nih, contoh polusi baud an bising di lingkungan permukiman, yang dibangun cafe2 dan warung2, dimana peruntukannya adalah untuk benar pemukiman! 'Rumah' Menjadi Rumah Makan? Caf? Warung?
Jangankan bikin pabrik beton, bahkan pabrik2 standarad saja sudah dialokasikan di beberapa titik lokasi di sekitar Jakarta. Seperti misalnya, sedikit di Pulo Gadung, atau di daerah kot2 mendukung Jakarta, seperti di Tangerang atau Kerawang.
Tulisanku tentang pabrik beton ini, membuat banyak warga di ekitar pabrik beton itu mengurun email untukku, untuk membantu mereka. Hutan Beton vs Pencemaran Lingkungan [Jakarta]? Dan 'Batching Plant', Pencemaran Lingkungan, Rusaknya Ekosistem untuk "Pengorbanan" Pembangunan Perkotaan?
Tidak gampang melawan penguasa dan pengusaha. Merka mempunyai kekuatan yang tidak terjangkau, sedangkan, siapa kita? Aku sendiri hanya bisa menulisan dengan kata2, dari pengamatan dan sedikit riset2ku sendiri.
Hanya berharap, yang sebenarnya tidak bisa diharapkan. Hahaha.
***