Bahwa, kita hanya seujung debu di dunia ini. Ketika pesawat kami berada dalam badai dan menghempaskan kami berkali, jika Tuhan berkehendak, kami akan melayang jatuh, dan kami langsung menghaddap NYA.
Tetapi Kuasa NYA lah, yang berkuasa! Rencana NYA lah yang terjadi. Tugas kami masih banyak di dunia ini, dan kami harus menyelesaikannya dulu, sebelum Kasih Tuhan memanggil kami, untuk bersama2 dalam Kerajaan NYA ..
Badai itu tidak bisa mematahkan kami, titik2 debu ini.
Dan Di ujung badai, ada pelangi ..
Kasih Tuhan itulah yang melukisnya …
Terima kasih Tuhanku .. terima kasih ..
Sebelumnya :
Ketika “Menerjang Badai” (Bagian 4) : Dini Hari Itu, Badai pun Mereda ….
Ketika “Menerjang Badai” (Bagian 3) : Pesawat Terus Terhempas dalam Badai!
Ketika “Menerjang Badai”(Bagian 2) : Mungkinkah Penerbangan Ditunda, Karena Badai Menggila?
Ketika “Menerjang Badai” (Bagian 1) : San Francisco Diramalkan Akan Terjadi Badai Besar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H