Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika "Menerjang Badai" (Bagian 1) : San Francisco Diramalkan Akan Terjadi Badai Besar!

17 Januari 2017   16:36 Diperbarui: 18 Januari 2017   10:55 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi | Delay terus menerus, sampai 7 jam …..

Tetapi adiiku berkata,

“Mba, badai akan terus terjadi sampai akhir Februari. Jika mba menunda untuk pulang, memang mba mau tinggal disini sampai akhir Februari?”

Michelle memantau badai lewat WA dengan adikku di rumah ….
Michelle memantau badai lewat WA dengan adikku di rumah ….
Aku tersentak!

Sebuah ketakutan, cukup membuat tensiku (pasti) naik. Aku berdoa, walau mungkin orang2 melihatku tenang2 saja. Selalu tersenyum bahkan narsis berfoto2. Ketika mamaku bertnya, ada apa, aku pun menjawab dengan santai, seakan tidak terjadi apa2. Tetapi kami mulai sibuk mencri makan. Karena sudah jam makan malam, walau maskapai atau bandara sudah menyedikanan minum dan banyak snack …..

7 jam kami lalui. Dari mulai ketakutan yang melanda, dengan berbagai macam bayangan yang menakutkan, seperti di film2 kecelakaan pesawat karena badai. Kemudia berangsur tenang, sambil santai makan malam burger di bandara, bahkan sempat cari2 souvenir untuk oleh2. Dan akhirnya, bahkan aku dan anakku chatting dan ketawa2 lewat teman2 kami di Facebook, menertawai badai yang membuat kami harus delay selama 7 jam ……

Mamaku santai dan tertidur, tetapi ketika di televisi terus menerus sosialisasi tentang badai dan adikku pun terus memantau bedai yang sedang melanda di San Francisco, aku tersadar bahwa hidup kami seperti diujung tanduk …..

Bersambung ……

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun