“Tampak Depan” adalah “Wajah”. Keran sebuah bangunan seharusnyalah mempunyai tampak depan atau wajah, supaya dikenali sebagai bangunan. Jika tampak depan tidak ada, itu seperti manusia tanpa wajah, yang tidak akan “dikenali” oleh orang lain.
Ya, karena gereja ini sungguh dipersembahkan bagi para martir Kristen dan secara social kemasyarakatan, tidak banyak warga kota bahkan warga dunia yang tersentuh hatinya untuk ‘menghormati’ para martir tersebut. Mereka biasanya meninggal dalam kehidupan yang benar-benar menjalankan misi nya sebagai umat Kristiani. Dan biasanya juga, kematian mereka justru berada di tengah2 arus gelombang dunia yang tidak karuan.
Tetapi dengan sebuah Salib (walau kecil), justru bangunan ini merupakan sebuah Gereja dan tentu ada maksud tertentu mengapa tidak mempunyai tampak depan.
Sambil terus aku berdecak kagum, kami menjelajahi gereja ini. Dalam sebuah Rotunda yang cukup berbeda dengan Rotunda di Pantheon, beberapa ratus meter sebelum gereja ini.
(Mungkin) Tidak ada yang bisa mengerti tentang konsep dedikasi seorang Paus Pius IV untuk mempersembahkan gereja ini bagi para martir Kristiani. Dan jika tidak ada tanda Salib ini, bertambah lagi tidak ada yang akan tahu bahwa di dalamnya adalah sebuah gereja mungil nan cantik.
***
Rotunda Pantheon sebelmnya, sarat dengan maretial marmer yang tidak “terasah”. Artinya, memang konsepnya adalah demikian. Tidak teruir dengaan detail dan tata desainnya, sungguh “sederhana” sebagai bangunan klasik di kota Roma.
Berbeda dengan Basilica St Maria dei Angeli ini. Dengan Rotunda dalam Pantheon yang lebih kecil dari yang sebelumnya, “mata” Oculus nya tetap menyalang ke angkasa, tetapi Rotunda tersebut di desain sungguh amat luar biasa!
Mungkin yang mendesainnya, dan Paus Pius IV sungguh mau “mengangkat” derajat para martir tersebut, dengan mempersembahkan sebuah rancangan dengan material alam yang terbaik, untuk “menghantarkan” dari kehidupan di dunia ini, menuju Rumah Allah Bapa.
Sebelumnya :
Oculus, Sebuah “Mata” Menuju Angkasa bagi Pantheon