Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjelajahi Gereja "Tanpa Wajah" di Roma

9 November 2016   11:12 Diperbarui: 9 November 2016   21:27 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tampak Depan” adalah “Wajah”. Keran sebuah bangunan seharusnyalah mempunyai tampak depan atau wajah, supaya dikenali sebagai bangunan. Jika tampak depan tidak ada, itu seperti manusia tanpa wajah, yang tidak akan “dikenali” oleh orang lain.

Ya, karena gereja ini sungguh dipersembahkan bagi para martir Kristen dan secara social kemasyarakatan, tidak banyak warga kota bahkan warga dunia yang tersentuh hatinya untuk ‘menghormati’ para martir tersebut. Mereka biasanya meninggal dalam kehidupan yang benar-benar menjalankan misi nya sebagai umat Kristiani. Dan biasanya juga, kematian mereka justru  berada di tengah2 arus gelombang dunia yang tidak karuan.

Tetapi dengan sebuah Salib (walau kecil), justru bangunan ini merupakan sebuah Gereja dan tentu ada maksud tertentu mengapa tidak mempunyai tampak depan.

Sambil terus aku berdecak kagum, kami menjelajahi gereja ini. Dalam sebuah Rotunda yang cukup berbeda dengan Rotunda di Pantheon, beberapa ratus meter sebelum gereja ini.

(Mungkin) Tidak ada yang bisa mengerti tentang konsep dedikasi seorang Paus Pius IV untuk mempersembahkan gereja ini bagi para martir Kristiani. Dan jika tidak ada tanda Salib ini, bertambah lagi tidak ada yang akan tahu bahwa di dalamnya adalah sebuah gereja mungil nan cantik.

***

Rotunda Pantheon sebelmnya, sarat dengan maretial marmer yang tidak “terasah”. Artinya, memang konsepnya adalah demikian. Tidak teruir dengaan detail dan tata desainnya, sungguh “sederhana” sebagai bangunan klasik di kota Roma.

Berbeda dengan Basilica St Maria dei Angeli ini. Dengan Rotunda dalam Pantheon yang lebih kecil dari yang sebelumnya, “mata” Oculus nya tetap menyalang ke angkasa, tetapi Rotunda tersebut di desain sungguh amat luar biasa!

Mungkin yang mendesainnya, dan Paus Pius IV sungguh mau “mengangkat” derajat para martir tersebut, dengan mempersembahkan sebuah rancangan dengan material alam yang terbaik, untuk “menghantarkan” dari kehidupan di dunia ini, menuju Rumah Allah Bapa.

Sebelumnya :

Oculus, Sebuah “Mata” Menuju Angkasa bagi Pantheon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun