Sampai pada akhirnya, Tuhan menyemburkan amarahnya denan berbagai hal secara alami, seperti kebakaranbesar di kota Roma atau meletusnya Gunung Pompeii, yang akhirnya mengubur hidup2 jutaan manusia disekelilingnya, tidak kah kita sebagai manusia modern tetap tidak peduli untuk berbuat yanglebih baik bagi dunia ini?
Leyeh2ku, berbuntut kearifan tentang bertambah nya keinginanku tentang kepedulian untuk sesama, dimanapun itu, untuk lingkungan bahkan untuk kehidupanku pribadi, bahwa sebuah KASIH akan mampu melakukan segalanya! Peduli untuk melestarikan sejarah dan situs2 dunia, walau sekelam apapun situs itu, dan keinginanku untuk terus memberikan ‘kabar baik’ bagi keturunanku tentang sejarah peradaban dunia …..
Siangitu, Circus Maximus menjadi tonggak sejarah tentang semakin peduliku untuk melestarikan peninggalan2 situs peradaban dunia, lewat banyak hal, termasuk artikel2ku tentang apa yang aku lihat dan rasakan ……
Dan Circus Maximus, tetap diam seribu bahasa ……
Sebelumnya :
Suasana Magis dan Erotis “Circus Maximus” di Kota Roma
Dentang Lonceng di ‘Basilica Santa Maria Maggiore’
“L’Arco di Constantino”, Sebuah Gerbang Saksi Sejarah Besar
Romantisme ‘Teatro di Marcello’
‘Tampio di Vesta’ : Kuil Pemujaan di Roma Modern