Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dan ‘Circus Maximus’ pun Tetap Diam Seribu Bahasa

28 September 2016   14:00 Diperbarui: 28 September 2016   14:14 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Circus Maximus sendiri tersebut, terletak di lembah Avetine dari Bukit Palatine. Merupakan stadion terbesar di Roma kuno dalam kekasiarannya. Panjangnya sekitar 621 meter dengan lebar 118 meter, dan mampu menampung kurang lebih 150.000 penonton. Dan konsep stadion Circus Maximus itu, ternyata dikembangkan oleh pemerintah kota Roma kuno, sebagai konsep stadion2 berikutnya, yang dibangun di dalam kekaisaran Romawi.

Kursi2 batu, dengan beberapa tingkatan, dan di tingkat teratas merupakan kursi2 dari kayu, yang tentunya sekarang sudah lapok dimakan jaman. Dibagian melengkung nya pun tetap untuk kursi2 penonton. Referensi pertama mengatakan, stadion ini bisa menampun sampai 150.000 penonton, tetapi di referensi kedua mengatakan, mampu menampung 250.000 orang.

Mataku sebagai mata arsitek, justru lebih memilih kemungkinan kedua, dengan 250.000 penontong, karena pada kenyataannya dari dimensi dan dikalikan dengan kebutuhan untuk 1 kursi atau manusia duduk, stadion ini bisa menampung sampai 250.000 orang penonton, apalagi di bagian melengkungnya tetap dijadikan tempat duduk, walau tidak nyaman untuk duduk disana ……

www.qutr.us
www.qutr.us
Perbandingan luasan stadion Circus Maximus, dengan bagian dari kota Roma. Diujung sebelah kanan, merupakan sebagian dari Colosseum. Circus Maximus, memang dekat dan berdekatan, di batasi oleh tembok kota …..

Ini dari sisi Circus Maximus, dan di balik tembok kota ini adalah Colosseum (Dokumen pribadi)
Ini dari sisi Circus Maximus, dan di balik tembok kota ini adalah Colosseum (Dokumen pribadi)
Bagian luar stadion, mempresentasikan depan mengesankan arcade di mana toko-toko akan melayani kebutuhan penonton. Arsitektur Romawi kuno disana menggambarkan sebuah dinding kokoh sebagai batas stadion, dengan patung2 yang sudah sedikit terkikis dari batuan terakota.

Trek stadion, dilapisi pasir, sesuai denan situs Romawi kuno dijamannya (Dokumen pribadi)
Trek stadion, dilapisi pasir, sesuai denan situs Romawi kuno dijamannya (Dokumen pribadi)
Pada bagian trek arena stadion, dilapisi oleh pasir, supaya bisa menyerap. Entah menyerap air jika hujan turun tetapi pacuan kuda sedang berlangsung, atau menyerap darah jika pertunjukkan gladiator sedang berlangsung.

***

Aku masih ingat cerita tentang Colosseum. Dimana arena Colosseum benar2 dirancang untuk ‘sesuatu yang kelam’. Sebuah arsitektur dunia yang terkelam, menjadikan Colosseum merupakan bangunan hebat jaman Romawi kuno, tetapi menjadi sangat ‘misterius’ dan sangat kelam dan gelap, disepanjang sejarah arsitektur dunia …..

Lihat tulisankuSejarah Terkelam bagi Arsitektur Dunia lewat ‘Colosseum’

www.romanmysteries.com
www.romanmysteries.com
Patung obelix (tiang tinggi), untuk tanda utama ditengah2 stadion, dengan beberapa tanda2 untuk kebutuhan pacuan kuda

Kereta kuda nya sendiri bisa 4 kereta, 6 kereta, 8, 10 bahkan 12 kereta yang dipacu cepat. Masing2 kereta bisa di tarik dengan 4 atao 8 ekor kuda. Kubayangkan, kuda2 itu pasti sangat besar dank eras dipecut oleh prajurit2 yang mengikuti pacuan kuda ini. Aku juga membayankan, jika mereka menang, selain si pranjurit yang dielu2kan pengikutnya, juga kuda2 itu akan berharga jual yang sangat mahal! Harga jual kuda pemenang pertandingan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun