Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jakarta yang ‘Terluka’ dan ‘Bernanah’

20 April 2016   11:53 Diperbarui: 20 April 2016   12:06 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku yakin bahwa pemda "tahu" hal tersebut, bahwa ada warga yang nakal dengan dalih2 beraneka ragam. Seharusnya sanksi dilakukan tetapi tidak dilakukan. Seperti konsep "penyakit menular", jika penyakit itu tidak diobati, akibatnya penyakit itu menyeruak kemana2. Ber-metastase. Seperti kanker.

Jadi,

Awalnya, dari seorang warga yang merenovasi dengan tidak peduli tentang lingkungan, menular kepada warga yang lain, menular kepada perumahan lain, kota lain. Lalu juga si pemberi sanksi pura2 tidak tahu atau tidak peduli, menular ke masalah yang lebih besar. Dan bersama2 pentakir menular yang berbeda itu terys ber-metastase, sampai kota bahkan negata ketularan, penyakit semakin berat, sampai bernanah ...... dan selanjutnya, dan selanjutnya, dan selanjutnya ....

***

“Pembunuhan” atau mungkin lebih tepat dikatakan bukan pembunuhan, tetapi “bunuh diri” (?) perkotaan, sebenarnya bukan salah kota – nya, tetapi warga kota, skala manusia, yang cenderung “buas”, sebagai “raja rimba”,yang melakukan “bunuh diri berencana”, tanpa mereka pun sadar bahwa hasil dari pembangunan mereka itu, merupakan “rancanganan bunuh diri”. Kalau “pembunuhan” perkotaan, berarti ada orang lain atau sesuatu yang melakukannya, di pihak ke-3. Ya ….. mungkin lebih tepat dikatakan “bunuh diri” ……

Dan semakin penyakit menular tidak bisa tertangani dan semakin hasil pembangunan menjadikan alam “marah” serta perkotaan menjadi frustasi, hasilnya adalah kota berada dalam “hutan rimba”, siapa yang kuat dialah yang menang. Akbatnya, warga kota yang biasa2 saja bahkan yang berada di bawah, akan semakin tersingkir, tersisih, terbuang dan menghilang entah kemana …..

Sekali lagi aku Tanya, apakah pengandaian tulisanku ini lebay? Lebay kah?

Semua tergantung pada yang membaca.

Tetapi sebagai aku yang sangat peduli dengan perkembangan Jakarta, pengandaianku sama sekali tidak lebay. Bahkan aku menyatakan prediksi, entah kapan ini terjadi. Bukan hanya tentang fisik kota, tetapi juga fisik alam (misalnya tentang air, penghijauan atau bahkan udara. Semuanya tergantung pada respon alam (fisik kota). Dan alam sendiri tidak bisa menahan jika ‘dia’ ingin bergejolak …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun