Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Tua Semarang : ‘Illustrasi’ dan Asimilasi Budaya

9 Desember 2015   16:00 Diperbarui: 9 Desember 2015   16:09 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang yang juga kota pesisir dan kota pelabuhan, sama dengan Amsterdam. Belanda membangun kanal2 untuk transportasi selain jalan darat. Konsepnya persis dengan Amsterdam atau beberapa kota di Belanda. Sehingga kanal2 di Semarang berkonotasi sebagai kanal2 di Negeri Belanda.

Aku mengamati lingkungan sekitar Kota Tua Semarang ini. Pikiranku melayang2, membayagkan jaman keemasan daerah tersebut. Sebuah kota di Jawa Tegah, dalam penjajahan Belanda, bangunan2 khas Belanda dengan penduduk sebagian Belanda, sebagian Peranakan China dan sebagian pribumi (Jawa).

Aku juga membayangkan bangunan2 khas Belanda di Negeri Belanda nya sendiri. Memang idak seratus persen sama konsepnya, tetapi disesuaikan dengan keinginan mereka. Dan terbangunlah “Little Netherland” dengan campuran dengan arsitektur local serta peranakan China. Seperti foto bangunan di bawah ini :

 

Bangunan2 tua ini merupakan campuran dari rumah2 Eropa dengan rumah2 Asia (China). Atap genteng nya yang tinggi (60 derajad atau lebih) adalah khas Belanda, dan membuat runah ini agak ‘sejuk’ dengan sirkulasi udara yang nyaman di dalam ruangan.

Railing di balkon lantai 2 rumah2 tersebut, merupakan desain khas Asia dengan kanopi2nya, sebagai konsep benua Asia yang mempunyai curah hujan yang tinggi (kanopi minimal 100 cm untuk menahan air hujan dan angin).

   

Bangunan2 tua yang sangat cantik! Tetapi tidak di mata warga indonesia, khususnya warga Semarang. Mengapa? Karena bangunan ini ‘sepepian’ di tengah kemodrenan Semarang. Warga Indonesia lebih memilih desain2 modren untuk kotaya, dan menghancur-leburkan Kota Tuanya.

Padahal, konsep Kota Tua merupakan cikal bakal kota Modren. Jika kota modern tahun 2015 sekarang ini, akan menjadi Kota Tua 2015, di tahun 2115 dan tahun2 setelahnya, bukan?

   

Kalau ini, merupakan bangunan2 khas Eropa. Bukan hanya Belanda tetapi Eropa. Konsep bangunan Belanda adalah jaman Gothic dan Renaissance.

Di Semarang dan kota2 di Indonesia, bukan hanya dibangun gedung2 ala Belanda saja, tetapi ‘merangkul’ konsep2 dari arsitektur local Indonesia, Asia bangkan China Peranakan. Hasilnya adalah bangunan2 tua nan-cantik, salah satunya yang ada di Semarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun