***
Lain anak2 (PAUD), lain pula orang tua (kakek)
Ada-ada saja selama pameranku. Suatu pagi di hari Rabu. Agak siang menjelang sore ada seorang kakek dengan jalan terbungkuk-bungkuk, berkeliling di jajaran panel-panel koleksiku. Ali sedang sibuk melayami penginjung yang lain. Tetapi dari Andyka lah aku melihat 'perjalanan' si kakek tua di lokasi pameranku.
Selang beberapa saat kemudian, beliau menghampiri meja tempat aku berada. Aku menyapanya dengan senyum,
"Kakek apa kabar? Jalan2 sendirian di mall sebesar ini? Tidak ada yang menemani?"
"Iya mba. Saya melihat pameran ini dari jauh tadi lalu kesini, walau jalannya capek", jawab beliau.
Aku agak heran, karena tidak ada seseorang yang menemaninya. Si kakek berjalan sangat perlahan dan tubuhnya terbungkuk-bungkuk karena dimakan usia. Kata-katanya agak terbata-bata dan tidak jelas, tetapi suaranya tetap terdengar keras. Yang sangat membuat aku kagum adalah ketika aku bertanya,
"Berapa umur kakek?"
"Saya umur 88 tahun, mba", jawabnya.
Wajahnya terlihat terus tersenyum. Matanya jenaka. Walau kadang kata-katanya tidak terlalu jelas bermakna, tetapi ternyata si kakek yang baru tahu namanya adalah bp Teddy dari buku tamu yang aku sodorkan untuk beliau mengisinya, beliau menjadi teman yang enak untuk diajak ngobrol.
Waktu beliau menuliskan data dirinya pun membuat aku ingin menuliskannya untuk beliau. Tetapi aku pun agak sulit untuk menulis karena yang kiri, membuat aku mengurungkan niatku untuk membantunya. Karena aku melihat si kakek tua itu menuliskannya dengan tangan yang bergetar lambat dan sering berhenti. Mungkin beliau lupa menuliskan namanya.