Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kakek Teddy itu Berumur 88 Tahun

16 November 2015   14:08 Diperbarui: 16 November 2015   14:53 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Lain anak2 (PAUD), lain pula orang tua (kakek)

Ada-ada saja selama pameranku. Suatu pagi di hari Rabu. Agak siang menjelang sore ada seorang kakek dengan jalan terbungkuk-bungkuk, berkeliling di jajaran panel-panel koleksiku. Ali sedang sibuk melayami penginjung yang lain. Tetapi dari Andyka lah aku melihat 'perjalanan' si kakek tua di lokasi pameranku.

Selang beberapa saat kemudian, beliau menghampiri meja tempat aku berada. Aku menyapanya dengan senyum,

"Kakek apa kabar? Jalan2 sendirian  di mall sebesar ini? Tidak ada yang menemani?"

"Iya mba. Saya melihat pameran ini dari jauh tadi lalu kesini, walau jalannya capek", jawab beliau.

Aku agak heran, karena tidak ada seseorang yang menemaninya. Si kakek berjalan sangat perlahan dan tubuhnya terbungkuk-bungkuk karena dimakan usia. Kata-katanya agak terbata-bata dan tidak jelas, tetapi suaranya tetap terdengar keras. Yang sangat membuat aku kagum adalah ketika aku bertanya,

"Berapa umur kakek?"

"Saya umur 88 tahun, mba", jawabnya.

Wajahnya terlihat terus tersenyum. Matanya jenaka. Walau kadang kata-katanya tidak terlalu jelas bermakna, tetapi ternyata si kakek yang baru tahu namanya adalah bp Teddy dari buku tamu yang aku sodorkan untuk beliau mengisinya, beliau menjadi teman yang enak untuk diajak ngobrol.

Waktu beliau menuliskan data dirinya pun membuat aku ingin menuliskannya untuk beliau. Tetapi aku pun agak sulit untuk menulis karena yang kiri, membuat aku mengurungkan niatku untuk membantunya. Karena aku melihat si kakek tua itu menuliskannya dengan tangan yang bergetar lambat dan sering berhenti. Mungkin beliau lupa menuliskan namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun