Tetapi tahun 2014, Paris membuat anak2ku ill-fill, membuat aku ‘mencari romantisme ku sendiri dan akhirnya aku mendapatkan sebuah kenyataan yang lebih baik lagi tentang romantisme kota Paris :
- Romantisme kota Paris, bukan hanya diukur dengan pasangan yang sedang kasmaran. Romantisme kota Paris diukur dengan hubungan kasih sayang dan cinta antara pasangan, keluarga, anak2, sahabat bahkan teman. Bahkan jika kesana sendirian, dan hati kita diliputi kebahagiaan dan bunga2 bermekaran disana …..
  Â
Tidakkah melihat ‘romantisme kota Paris’ di foto ini? Kakak beradik, Dannis dan Michelle, dengan wajah bahagia, ber-selfie di depan Arc de Triomphe …..
Tetapi kasih sayang dan cinta kepada sesama pun tidak hanya cinta eros ( bersama dengan nafsu), tetapi juga dengan kasih agave ( kasih sesama ), sehingga romantisme kota Paris menjadikan Paris sebagai kota dunia yang peduli sesama.
Karena, jika kita tidak melakukan kasih agave, dan hanya melulu romantisme dengan nafsu saja, tidak akan membuat Paris sebagai kota romantic, tetapi justru menjadi FATAMORGANA, yang ketika kita pulang ke kota masing2, fatamorgana itu semakin menghilang, dan akhirnya hanya sekedar kenangan belaka …..
 2.  Romantisme kota Paris, juga diukur oleh kepedulian kota terhadap sesama, saling membutuhkan, saling menghargai. Dengan
   Paris menjadi peduli sesame, membuat dunia semakin menancapkan kota ini sebagai kota dunia dan mengundang semakin Â
   banyak wisatawan datang kesana …..
Tetapi akhirnya jika kita setuju dengan konsep tentang romentisme kota Paris ala aku, berarti semua kota sama saja. Masing2 kota atau negara atau tempat dimanapun, ada sisi2 romantisme nya sendiri, dan dilihat dari mana romentisme tersebut.
***