www.fourseason.com
Hampir semua promosi kota Paris, melambangkan romantisme pasangan2 yang sedang kasmaran ….. bahkan promosi pernikahan di Paris semakin membahana …..
Tidak apa2 sebenarnya. Tetapi ketika tahun 2014 lalu aku berada 5 hari di Paris yang mendung, dan Paris yang ‘keras’ dan ‘sombong’, justru Paris membuat 2 orang anakku tidak suka dengan Paris, dan ketika aku bertanya,
“Jika mama tahun depan mau ke Paris lagi, kalian mau ikut?”
Dan mereka menjawab, “Ga mau ma, mendingan kita ke temat lain aja deh …..”
2 anak remaja ku, yang sedianya sudah membayangkan Paris adalah kota yang ramah dan ( memang ) romantic, ternyata mereka menemukan kota Paris yang sama dengan Jakarta ….. ‘keras’, sumpek dengan kebohongan dan kejahatan, serta mama nya yang tidak dipedulikan sebagai ‘disabled person’ diatas kursi roda, oleh warga disana …..
Ya, selama kami berwisata di Eropa selama hampir 1 bulan tahun 2014 kemarin dengan 2 anakku, tidak ada satupun tempat atau kota yang berlaku ‘kasar’ terhadapku. Umumnya, siapapun dan dimanapun sangat menghargai ‘disabled person’, dan menghargainya dengan cara selalu mendahulukan kami, memberikan aku diskon, bahkan jika diperlukan mendorong kursi rodaku.
Dan aku merasakan sebuah ROMANTISME tersendiri, yaitu SALING MENGASIHI sesame manusia. Dan jika aku mendapatkan kepedulian seperti ini, romantisme ku berujung dengan hati yang berbunga2, bahwa KASIH Tuhan selalu ada dimana2.
Ketika aku beberapa ke Paris sebelum tahun 2014, aku belum menemukan inti dari sebuah keromantisan. Mungkin karena aku kesana sendirian, kecuali tahun 1991, dan di otakku hanya penuh dengan beban pekerjaan, survey dan membuat analisa dan laporan. Hidupku beberapa minggu di Paris beberapa kali, tidak lebih hanya ke ‘kantorku’, di hotel untuk tidur, makan atau sekedar jalan2 melepas lelah. Tidak ada orang lain untuk berbagi romantisme, anak2ku masih kecil, ada di Jakarta. Tetman2ku pun sibuk dengan tugasnya masing2. Sehingga, Paris bukan ‘sesuatu’ lagi untukku.