Kenyamanan merusak alam besar2an melalui industry, pertambangan, kilang minyak, penebangn huan, pabrik dan sebagainya. Bahkan ketika manusia ( yang katanya ) cinta lingkungan dengan meneliti dan penangkaran hewan2 di hutan2, manusia justru terus merusak lingkungan!
Apakah tidak terpikir, ketika kita yang ada di Jakarta harus meneliti dan menangkarkan hewan2 hutan di Kalimantan, dan kita naik pesawat terbang atau kapal laut, bagaimana dengan bahan bakarnya? Bahan mentah dan energy yang dibutuhkan untuk menyediakan bahan bakar dan mengoperasikan pesawat, ternyata mengakibatkan kerusakana lingkungan dalam skala besar!
Tidak usah jauh2. Ketika kita mengendarai mobil dan kita ‘membuang’ bensin sekehendak hati kita, itu mejadi sebuah pemborosan. Bayangkan saja. Waktu itu aku sempat berkendara dengan beberapa teman yang memang ‘gila’ mobil. Dimana mobil2 mereka di permak habis, menjadi ‘berat’, memboroskan bahan bakar. Dari awalnya mobil itu mengkonsumsi 11 km per-liter bensin, akhirnya mobil itu mengkonsumsi sekitar 5 km per-liter bensin.
Belum lagi jika mobil macet, yang mengakibatkan si supir harus sering menginjak pedal gas supaya AC menjadi dingin, berarti pemborosan bahan bakar.
Lebay? Kurasa, tidak!
Manusia dengan hewan dalam sebuah gaya hidup
Aku sangat terpikirkan, ketika manusia membuat hewan2 menjadi sangat ‘mutan’, seperti link tulisan ku diatas. Lama kelamaan, hewan2 yang mutan itu alam berebut makanan dan tempat tinggal dengan manusia. Jika mutan itu akan berlangsung lama, setidaknya coba memikirkan yang sudah terjadi. Seperti  seekor Siberian Husky yang seharusnya tidak di daerah salju, tetapi dibawa ke Jakarta, di sebuah kota yang panas, sehingga tubuhnya yang gemuk dn bulunya yang tebal, menjadi kurus karena energinya cepat terbuang dan bulunya rontok.
Tuhan punya kuasa. DIA memberikan anjing2 dari ras Siberian Husky untuk tinggal di alam dingin dengan salju. Karena Siberian adalah negara bersalju. Tetapi Tuhan memberikan anjing Bali atau anjing2 berbulu tipis untuk bertempat tinggal di negara2 tropis. Itu sudah diatur, dan tidak seharusnya manusia imengurusi pengaturan Tuhan!
Jika burung2 mudah bermigrasi keseluruh dunia karena langsung terbangv dengan kelompoknya, tidak dengan anjing atau hewan2 yang besar dan harus bermigrasi keliling dunia. Hewan2 besar itu pastilah dbawa manusia. Sehingga hewan2 itu ‘keluar’ dari ekosistimnya, hidup dengan tempat yang asing baginya.
Jika mereka mampu beradaptasi, mungkin mereka menjadi hewan ‘mutan’. Tetapi bayangkan ketika hewan2 itu menjadi sakit atau sengsara ……
Aku teringat ketika waktu aku masih sekolah, teman ku memberikan seekor anjing Siberian Husky. Baru berumur 5 bulan dengan tubuh yang cukup gempal dan bulu yang tebal. Aku senang sekali! Temanku baru datang ( tinggal beberapa tahun disana ) dari Russia dan membawa anjing itu ke Jakarta. Dan karena rumahnya tidak besar, maka dia memberikan anjing nya untukku … Karen dia tahu aku ‘gila’ binatang.