Â
 By Christie Damayanti
Pengrusakan hutan mangrove ( www.mongabay.co.id )
Â
Sebelumnya :
Cicak Itu Makan Nasi ….. So, What?
Berlomba untuk mengambil keuntungan besar secara materi, membawa dampak yang luar biasa bagi alam dan bumi. Pembabatan hutan yang berkesinambungan dan tidak menanam kembali pohon2 hutan, membuat ekosistim hancur. Bangunan baru, jalan raya, pusat wisata, memenuhi lahan dimana2. Ola hidup tradisional yang seimbang dengan alam, saat ini diambang kehancuran …..
Manusia dan gaya hidup
Sangat wajar ketika kita manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidup kita dengan yang sangat nyaman. Berlomba2 membuat nyaman, sudah menjadi tradisi. Bahkan manusia justru sampai melakukan apapun demi mencapai kenyaman hidup!
Tidak salah, memang. Kenyamanan hidup sekarang berubah menjadi tujuan pokok. Sudah ada rumah sesuai kebutuhan, masih membeli atau membangun yang baru. Mobil minimal 2 untuk 1 rumah, sehingga standard hidup menjadi lebih ‘menghancurkan’ alam …..
Kenyamanan merusak alam besar2an melalui industry, pertambangan, kilang minyak, penebangn huan, pabrik dan sebagainya. Bahkan ketika manusia ( yang katanya ) cinta lingkungan dengan meneliti dan penangkaran hewan2 di hutan2, manusia justru terus merusak lingkungan!
Apakah tidak terpikir, ketika kita yang ada di Jakarta harus meneliti dan menangkarkan hewan2 hutan di Kalimantan, dan kita naik pesawat terbang atau kapal laut, bagaimana dengan bahan bakarnya? Bahan mentah dan energy yang dibutuhkan untuk menyediakan bahan bakar dan mengoperasikan pesawat, ternyata mengakibatkan kerusakana lingkungan dalam skala besar!
Tidak usah jauh2. Ketika kita mengendarai mobil dan kita ‘membuang’ bensin sekehendak hati kita, itu mejadi sebuah pemborosan. Bayangkan saja. Waktu itu aku sempat berkendara dengan beberapa teman yang memang ‘gila’ mobil. Dimana mobil2 mereka di permak habis, menjadi ‘berat’, memboroskan bahan bakar. Dari awalnya mobil itu mengkonsumsi 11 km per-liter bensin, akhirnya mobil itu mengkonsumsi sekitar 5 km per-liter bensin.
Belum lagi jika mobil macet, yang mengakibatkan si supir harus sering menginjak pedal gas supaya AC menjadi dingin, berarti pemborosan bahan bakar.
Lebay? Kurasa, tidak!
Manusia dengan hewan dalam sebuah gaya hidup
Aku sangat terpikirkan, ketika manusia membuat hewan2 menjadi sangat ‘mutan’, seperti link tulisan ku diatas. Lama kelamaan, hewan2 yang mutan itu alam berebut makanan dan tempat tinggal dengan manusia. Jika mutan itu akan berlangsung lama, setidaknya coba memikirkan yang sudah terjadi. Seperti  seekor Siberian Husky yang seharusnya tidak di daerah salju, tetapi dibawa ke Jakarta, di sebuah kota yang panas, sehingga tubuhnya yang gemuk dn bulunya yang tebal, menjadi kurus karena energinya cepat terbuang dan bulunya rontok.
Tuhan punya kuasa. DIA memberikan anjing2 dari ras Siberian Husky untuk tinggal di alam dingin dengan salju. Karena Siberian adalah negara bersalju. Tetapi Tuhan memberikan anjing Bali atau anjing2 berbulu tipis untuk bertempat tinggal di negara2 tropis. Itu sudah diatur, dan tidak seharusnya manusia imengurusi pengaturan Tuhan!
Jika burung2 mudah bermigrasi keseluruh dunia karena langsung terbangv dengan kelompoknya, tidak dengan anjing atau hewan2 yang besar dan harus bermigrasi keliling dunia. Hewan2 besar itu pastilah dbawa manusia. Sehingga hewan2 itu ‘keluar’ dari ekosistimnya, hidup dengan tempat yang asing baginya.
Jika mereka mampu beradaptasi, mungkin mereka menjadi hewan ‘mutan’. Tetapi bayangkan ketika hewan2 itu menjadi sakit atau sengsara ……
Aku teringat ketika waktu aku masih sekolah, teman ku memberikan seekor anjing Siberian Husky. Baru berumur 5 bulan dengan tubuh yang cukup gempal dan bulu yang tebal. Aku senang sekali! Temanku baru datang ( tinggal beberapa tahun disana ) dari Russia dan membawa anjing itu ke Jakarta. Dan karena rumahnya tidak besar, maka dia memberikan anjing nya untukku … Karen dia tahu aku ‘gila’ binatang.
Bertahun2 aku rawat anjing itu, namanya Blui. Siberian Husky berbulu coklat kemerahan, termasuk matanya berwarna merah, seperti srigala. Lama kelamaan, si Blui semakin kurus dan bulunya semakin rontok. Blui hanya mau tidur di bath-tube kering, karena dingin. Dan dia selalu tidur terlentang atau tengkurap karena tubuhnya menyentuh keramik bath-tube …….
Aku belum menyadari sebuah kesalahan temanku untuk membawa Blui dari Russia ke Jakarta. Aku hanya senang karena aku pencinta binatang. Yang jelas, kesalahan yang sangat menyengsarakan bagi si Blui dan teman2ku ( anjing2 yang dibawa ke tempat2 yang tidak semestinya …..
www.wallpaperwidhd.blogspot.com
Seharusnya, seperti inilah panjang dan tebalnya bulu Blui …..
*****
 Hewan dan tumbuhan mengalami banyak ‘ancaman’. Bukan hanya kerusakan alam dan habitatnya, tetapi juga ancaman2 manusia lewat gaya hidupnya.
Di Jakarta, misalnya. Apakah ada yang mau mengerti dan mau peduli ketika hutan mangrove rusak karena manusia? Hutan mangrove bukan hanya sekedar hutan tumbuhan biasa di ujung pantai2 Jakarta, tetapi hutan mangrove mempunyai fungsi yang luar biasa, sebagai pelindung dan barrier bagi pengikisan dataran pulau, dalam hal ini untuk menjaga agar Jakarta tidak terus terkikis karena abrasi atau reklamasi.
Tetapi yang ada sekarang adalah, hutan mangrove semakin terdesak dan justru sudah rusak, sementara reklamasi Jakarta semakin meluas! Lahan2 hutan mangrove, merupakan tempat ikan2 muara beranak pinak dan tempat burung2 ‘transit' untuk bermigrasi. Bayangkan saja jika hutan mangrove semakin terdesak :
- Abrasi pantai semakin mengikis dataran pulau
- Reklamasi meluas sehingga dataran pulau pun semakin mengikis
- Ikan2 muara juga terdesak dan tidak bisa berkembang biak
- Burung2 tidak ada dan jika mereka bermigrasi tidak ada tempat ‘transit’, sehingga kemungkinan besar mereka akan tidak beristirahat dan memakan apa yang ada …..
Gaya hidup manusia yang semakin ‘sombong’, membuat makhluk lain sengsara dan kehilangan habitat, padahal Tuhan menginginkan semua makhluk hidup sejahtera. Dan sampai kapankah gaya hidup manusia membuat dunia semakin sengsara?
Walau gaya hidup manusia jika masih wajar2 saja merupakan kebutuhan, tetapi gaya hidup yang ‘lebay’, akan membuat hidup manusia sendiri lah yang akan sengsara, pada batas akhirnya ……
Mari, selamatkan bumi …..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H